FOTO Internasional

Seram! Ini Penjara Imigran di AS, Tengah Rawa Penuh Buaya

Reuters, CNBC Indonesia
Jumat, 25/07/2025 21:10 WIB

Fasilitas imigrasi bak penjara bernama "Alligator Alcatraz" berdiri di rawa Everglades, Florida, dengan biaya Rp7,3 triliun per tahun dan menuai kritik keras.

1/6 Pemandangan udara menunjukkan pusat penahanan ICE

Pemandangan udara menunjukkan pusat penahanan ICE yang dijuluki "Alligator Alcatraz" di Bandara Pelatihan dan Transisi Dade-Collier, Ochopee, Florida, AS, Jumat (25/7/2025). Fasilitas imigrasi baru ini berdiri di tengah rawa-rawa Everglades dan dirancang sebagai kompleks berkeamanan tinggi. Lokasinya terletak sekitar 72 kilometer di sebelah barat Miami dan hanya bisa diakses lewat jalan raya dua lajur. (REUTERS/Marco Bello)

2/6 Pemandangan udara menunjukkan pusat penahanan ICE

Dibangun dengan cepat pada awal Juli atas arahan Gubernur Ron DeSantis, fasilitas ini dirancang menyerupai kota kecil, lengkap dengan deretan tenda putih, rumah RV, serta bangunan portabel. (REUTERS/Marco Bello)

3/6 Pemandangan udara menunjukkan pusat penahanan ICE

Secara resmi, kompleks ini disebut sebagai "tempat penampungan sementara" bagi para migran, namun difungsikan sebagai pusat penahanan dengan kapasitas menampung ribuan orang. (REUTERS/Marco Bello)

4/6 Pemandangan udara menunjukkan pusat penahanan ICE

Dikelola oleh Divisi Manajemen Darurat Florida dan bekerja sama dengan ICE serta lembaga federal lainnya, lokasi ini sengaja dipilih karena sifat geografisnya yang terpencil dan dikelilingi rawa-rawa yang dihuni buaya. Hal tersebut membuat para pejabat menyebutnya sebagai “lokasi anti-pelarian.” (REUTERS/Marco Bello)

5/6 Pemandangan udara menunjukkan pusat penahanan ICE

Dari udara, kompleks ini tampak luas membentang di tengah alam liar Everglades. Pemerintah negara bagian menyebut biayanya bisa menembus $450 juta atau sekitar Rp7,3 triliun per tahun. (REUTERS/Marco Bello)

6/6 Pemandangan udara menunjukkan pusat penahanan ICE

Langkah ini memicu berbagai reaksi, dengan para pengkritik menyoroti pendekatan keras terhadap imigrasi dan kondisi kehidupan di tempat terpencil yang ekstrem ini. Namun pihak negara bagian menyatakan fasilitas tersebut diperlukan demi pengendalian migrasi yang lebih ketat dan terorganisir. (REUTERS/Marco Bello)