
Pedagang Masih Ngeri Jualan Mobil Listrik Bekas, Terungkap Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa penjual mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara buka-bukaan soal mobil listrik bekas yang stoknya sedikit. Berdasarkan pemantauan CNBC Indonesia di lokasi tersebut pada Kamis (24/7/2025), hanya ada beberapa mobil listrik bekas yang terlihat di lokasi tersebut dan kebanyakan yang dijual merupakan mobil bensin.
Penjual pun mengungkapkan alasan mobil listrik bekas dijual sedikit. Nanto, salah satu penjual mobil bekas, saat ini tidak menjual mobil listrik bekas. Alasannya yakni sangat berisiko jika mobil tersebut tidak kunjung laku terjual. Apalagi saat ini, kondisi penjualan mobil bekas cenderung masih lesu.
"Kalau di sini yang jual mobil listrik bekas, setahu saya sedikit ya, jarang juga yang dipajang di sini, mereka tidak berani jual banyak-banyak karena sangat berisiko, ditambah juga kalau bekas, kadang di baterainya ada yang sudah tidak sebagus yang baru," kata Nanto saat ditemui CNBC Indonesia, Kamis (24/7/2025).
Nanto menambahkan, orang-orang lebih memilih untuk membeli mobil listrik baru dibandingkan dengan mobil listrik bekas, karena mobil baru masih ada garansi dari pabrikan. Sedangkan mobil bekas sudah tidak ada garansi baterai, sehingga ada risiko yang lebih besar.
"Ya kalau mobil listrik sih sebenarnya orang-orang lebih memilih yang baru ya, karena masih ada garansi dari pabrik, entah 8 tahun atau 5 tahun. Kalau bekas kan sudah tidak ada, bahkan risikonya juga lebih besar di mobil listrik bekas," ujarnya.
Selain itu, alasan lain yakni risiko meledak, karena mobil listrik bekas tidak bisa ditinggalkan begitu saja di lokasi showroom mobil bekas.
"Intinya risikonya sih, risiko meledak, karena mobil listrik tidak bisa kita tinggalkan di sini begitu saja, ada kekhawatiran sewaktu-waktu bisa meledak dan nanti berimbas ke mobil-mobil konvensional di dekatnya," ungkapnya.
![]() Ilustrasi penjualan mobil bekas. (CNBC Indonesia/Martya Rizky) |
Sementara itu menurut Roy, mobil listrik kurang laku di bursa mobil bekas karena segmen masyarakat yang lebih memilih mobil bensin bekas ketimbang mobil listrik bekas.
"Kalau sekarang kan yang beli mobil listrik rata-rata masih dibeli masyarakat menengah bahkan menengah ke atas, kalau menengah ke Bawah, mereka pasti mikir-mikir lagi karena merawat mobil listrik tidak semudah mobil bensin. Di tambah kalau mau punya mobil listrik, harus siapkan daya listrik rumah yang cukup besar, karena tidak mungkin dong beli mobil listrik, ngisinya selalu di SPKLU, tidak mungkin itu," kata Roy.
Roy menambahkan orang-orang menengah ke atas tentunya akan membeli mobil listrik baru karena lebih terjamin ketimbang mobil listrik bekas. Selain itu, selisih harganya antara mobil listrik baru dengan mobil listrik bekas, sehingga mereka lebih memilih untuk membeli mobil baru.
"Karena yang beli mobil listrik kan masih orang menengah ke atas ya, mereka beli yang kecil-kecil ya tidak apa-apa, yang menengah ke bawah? pasti mikir-mikir dulu, mereka mencari yang kapasitasnya besar dan ukurannya juga besar, tapi harga cenderung murah. Kemudian selisih harganya juga ga terlalu jauh sih dengan yang baru, ya ada sekitar Rp 30 - 40 juta. Jadi mereka lebih milih beli baru ketimbang bekas," ujarnya.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil-Mobil Ini Harga Jual Bekasnya Jatuh Banget, Dilego Habis-habisan
