
Istrinya Disebut Waria-Dibantu CIA, Macron Gugat Warga AS Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan istrinya, Brigitte Macron, menggugat komentator sayap kanan Amerika Serikat (AS), Candace Owens, atas tuduhan pencemaran nama baik, Rabu (23/7/2025). Gugatan ini dilayangkan di Pengadilan Delaware, AS.
Dalam gugatan yang diajukan, keluarga Macron mengatakan Owens telah terlibat dalam serangan pencemaran nama baik yang berkelanjutan terhadap mereka untuk meningkatkan platform medianya, mendapatkan lebih banyak audiens, dan menghasilkan uang. Keluarga Macron meminta Owens untuk mencabut klaim-klaimnya.
"Kami sudah meminta Owens mencabut pernyataannya, tetapi ia malah mengejek klaim-klaim tersebut dan menggunakannya sebagai umpan tambahan untuk basis penggemarnya yang fanatik," tulis gugatan itu.
Macron sendiri mengatakan bahwa karena Owens secara sistematis menegaskan kembali kebohongan-kebohongan ini sebagai tanggapan atas setiap permintaan pencabutan yang berulang kali dari pengacaranya, Pihaknya akhirnya menyimpulkan bahwa membawa masalah ini ke pengadilan adalah satu-satunya jalan yang tersisa.
"Kampanye pencemaran nama baik Nona Owens jelas dirancang untuk melecehkan dan menyakiti kami dan keluarga kami, serta untuk menarik perhatian dan ketenaran. Kami sungguh-sungguh berharap gugatan ini akan meluruskan keadaan dan mengakhiri kampanye pencemaran nama baik ini untuk selamanya," ujarnya.
Menurut Financial Times, keluarga Macron bersedia hadir di pengadilan Delaware untuk menjalani persidangan. Mereka diwakili oleh Clare Locke, firma hukum terkemuka yang telah memenangkan kasus-kasus pencemaran nama baik besar, termasuk gugatan Dominion terhadap Fox News.
"Gugatan ini muncul setelah keluarga Macron mengirimkan tiga tuntutan pencabutan terpisah kepada Owens, yang mencakup bukti yang membantah klaimnya. Tuntutan ini kemudian digunakan Owens untuk semakin mengejek keluarga Macron dan menciptakan kebohongan yang lebih merusak," menurut siaran pers dari Locke.
Pada awal tahun 2024, Owens mengatakan bahwa ia akan mempertaruhkan seluruh reputasi profesionalnya pada fakta bahwa Brigitte Macron sebenarnya seorang pria. Sejak itu, ia telah menggandakan klaim ini dan menambahkan lebih banyak lagi, termasuk dalam seri podcast delapan bagian berjudul Becoming Brigitte.
Narasi tudingan Owens ini mencakup bahwa Nyonya Macron terlahir sebagai laki-laki, mencuri identitas orang lain, dan bertransisi menjadi Brigitte. Ia juga mengatakan Nyonya Macron dan Presiden Macron adalah saudara sedarah yang melakukan inses.
Satu tuduhan yang juga sering diutarakan adalah Presiden Macron terpilih menjadi Presiden Prancis sebagai bagian dari program MKUltra yang dioperasikan CIA atau program pengendalian pikiran serupa. Ia turut menuding Nyonya Macron serta Presiden Macron melakukan pemalsuan, penipuan, dan penyalahgunaan kekuasaan untuk menyembunyikan rahasia-rahasia ini.
Dengan adanya gugatan ini, juru bicara Owens mengatakan komentator itu "tidak tinggal diam". Owens diperkirakan akan menanggapi gugatan tersebut di acaranya pada hari Rabu.
"Ini adalah pemerintah asing yang menyerang hak amandemen pertama seorang jurnalis independen Amerika. Candace berulang kali meminta wawancara dengan Brigitte Macron. Alih-alih memberikan komentar, Brigitte justru mencoba mengintimidasi seorang reporter agar tunduk. Di Prancis, politisi bisa mengintimidasi jurnalis, tetapi ini bukan Prancis. Ini Amerika," ujarnya
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menlu Prancis Temui Prabowo, Bahas Kunjungan Macron ke RI Mei 2025
