
Ekspor Batu Bara RI Tahun Ini Diprediksi Turun, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesian Mining Association (IMA) mengatakan bahwa volume ekspor batu bara Indonesia ke negara tujuan utama, seperti China dan India sudah diprediksi akan mengalami penurunan. Bahkan, penurunan tersebut kemungkinan berlangsung mulai tahun ini.
Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan, kondisi ini terjadi seiring dengan adanya pergeseran dalam hal permintaan batu bara RI. Alih-alih menggenjot impor, negara-negara tersebut justru lebih memilih mengoptimalkan produksi batu bara dalam negeri.
Menurut Hendra, sama halnya dengan Indonesia, negara-negara tujuan ekspor juga mempunyai kepentingan untuk menggenjot ekonomi dengan memanfaatkan produksi batu bara dalam negeri. Bahkan di China sendiri, produksi batu bara dalam negeri pada tahun lalu sudah hampir 5 miliar ton.
"Jadi ya mereka berkepentingan industri batu baranya juga maju, produksi meningkat gitu karena kebutuhan energinya meningkat, nah oleh karena itu produksinya tinggi sekali," kata Hendra ditemui di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Di sisi lain, produksi batu bara Indonesia pada tahun lalu juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara, hal tersebut tidak sebanding dengan permintaan batu bara dari negara tujuan ekspor.
"Oleh karena itu memang dari 2023 setelah Covid mereda, itu memang udah diprediksi pasti akan oversupply. Nah sampai sekarang oversupply sampai tahun depan juga oversupply. Jadi ekspor kita pasti akan lebih berkurang dibanding tahun lalu," kata dia.
Sebagaimana diketahui, impor batu bara China dari Indonesia, pemasok terbesar Negeri Panda turun tajam sebesar 30% secara tahunan (year-on-year) pada Juni 2025.
Mengutip Energyworld, Senin (21/7/2025), jumlah tersebut melampaui rata-rata penurunan total impor batu bara China, seiring dengan peralihan pembeli dari batu bara dengan kandungan panas yang lebih rendah ke panas yang lebih tinggi.
Berdasarkan data Bea Cukai China yang dirilis Minggu (20/7/2025), volume impor batu bara dari Indonesia pada Juni tercatat sebesar 11,62 juta metrik ton.
Secara kumulatif, selama enam bulan pertama, Tiongkok telah mengimpor 90,98 juta ton batu bara dari Indonesia. Angka ini turun 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut data tersebut, penurunan harga batu bara global telah membuat batu bara berkualitas tinggi yang menghasilkan lebih banyak energi per ton, menjadi lebih kompetitif dari segi biaya.
Selain itu, meningkatnya produksi batu bara domestik di Tiongkok juga turut berkontribusi terhadap penurunan volume impor secara keseluruhan. Hal ini telah menekan permintaan pasokan batu bara Indonesia.
Secara total, impor batu bara Tiongkok dari seluruh negara pada Juni hanya mencapai 33,04 juta ton, turun 26 persen secara tahunan dan menjadi volume bulanan terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir. Untuk paruh pertama tahun 2025, total impor batu bara Tiongkok turun 11 persen secara tahunan menjadi 221,7 juta ton.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prospek Bisnis Batu Bara Masih Menarik di RI, Ini Buktinya!
