
AS Tiba-tiba Sebut Potensi 'Perang Baru' Arab, Tunjuk Israel Aktornya

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan bahwa "tidak ada Rencana B" untuk menurunkan eskalasi di Suriah selain gencatan senjata. Hal ini terjadi saat negara itu dilanda konflik bersenjata antara suku Bedouin dan Druze, yang akhirnya menarik Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Utusan AS Tom Barrack pada hari Senin (21/7/2025) menegaskan kembali dukungannya terhadap pemerintahan transisi Suriah pimpinan Presiden Ahmed Al Shaara, yang menggulingkan rezim Bashar Al Assad. Ia meminta agar gencatan senjata segera diadakan untuk kembali memulihkan ketertiban.
"Namun, ambisi yang rapuh ini kini dibayangi oleh keterkejutan yang mendalam, karena tindakan brutal oleh faksi-faksi yang bertikai di lapangan melemahkan otoritas pemerintah dan mengganggu segala bentuk ketertiban," ujar tokoh yang juga menjadi Dubes AS untuk Turki itu dikutip Newsweek.
"Semua faksi harus segera meletakkan senjata, menghentikan permusuhan, dan meninggalkan siklus balas dendam antarsuku. Saat ini Suriah berada di titik kritis-perdamaian dan dialog harus diutamakan."
Ia juga mengalamatkan pernyataan kepada Israel, yang menyerang sejumlah titik di Ibu Kota Suriah, Damaskus, demi membela kaum Druze. Ia menuturkan bahwa langkah ini akan memperburuk situasi.
"Intervensi Israel menciptakan babak baru yang sangat membingungkan dan datang di saat yang sangat buruk," tuturnya.
Lebih dari 300 orang tewas dan ribuan orang terpaksa mengungsi akibat bentrokan sektarian pekan lalu di Provinsi Suwayda Selatan. Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) menyatakan terdapat laporan pelanggaran yang meluas, termasuk eksekusi singkat, pembunuhan sewenang-wenang, penculikan, perusakan, dan penjarahan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu mengatakan bahwa pemerintah Suriah telah mengirim pasukan ke Suriah selatan dan mulai menyerang komunitas Druze, yang mendorongnya untuk menyerang Kementerian Pertahanan di Damaskus.
"Israel menginginkan zona demiliterisasi di wilayah selatan Damaskus, dari Dataran Tinggi Golan hingga ke wilayah Pegunungan Druze," tambahnya.
Presiden Al Sharaa mengecam "intervensi asing" dalam pidatonya pada hari Sabtu. Sharaa dan pemerintahan sementaranya mengatakan bahwa pihak berwenang sedang berupaya memulihkan kekuasaan negara di wilayah-wilayah yang didominasi oleh milisi Druze.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi Akhiri Perang Gaza, Hamas Ajukan Proposal Gencatan Senjata Baru
