AS Minta Akses Penuh Tembaga RI? Ini Kata Bahlil

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 18/07/2025 17:35 WIB
Foto: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan sambutan dalam acara goundbreaking ekosistem industri kendaraan listrik terintegrasi di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). (YouTube/Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat suara soal 'akses penuh' Amerika Serikat (AS) terhadap tembaga RI sebagai buah dari hasil negosiasi Pemerintah Indonesia dan AS terkait tarif impor resiprokal AS terhadap Indonesia.

Sebelumnya, Trump memutuskan tarif resiprokal terhadap Indonesia sebesar 32%, namun setelah dilakukannya negosiasi dengan Pemerintah Indonesia, termasuk Presiden Prabowo Subianto, tarif resiprokal diputuskan menjadi 19%.

Di sisi lain, Indonesia sendiri saat ini tengah mendorong program hilirisasi, termasuk pelarangan ekspor hasil tambang dalam bentuk bijih. Setelah smelter PT Freeport Indonesia beroperasi penuh, perusahaan tembaga yang sekitar 48% sahamnya juga dimiliki perusahaan asal AS Freeport-McMoRan (FCX) tersebut pun akan dilarang mengekspor konsentrat. Pemerintah Indonesia hanya mengizinkan ekspor hasil pemurnian minimal berupa katoda tembaga.


Digencarkannya program hilirisasi termasuk hilirisasi konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga di Indonesia tersebut menjadi pertanyaan apakah Indonesia akan mengecualikan permintaan AS untuk 'akses penuh' tembaga Indonesia? 

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Indonesia tetap akan menjalankan kebijakan UU Minerba yang melarang ekspor mineral mentah, termasuk tembaga.

"Jadi andaikan pun ada yang harus kita kirim tembaga, pasti saya yakinkan (sesuai dengan aturan RI)," jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/7/2025).

Bahlil menyebutkan, pada saat Indonesia melakukan negosiasi tarif dengan AS, Indonesia tetap memberlakukan kebijakan yang berlaku di dalam negeri. Namun, Bahlil belum bisa memastikan apakah Indonesia akan mengekspor tembaga ke AS dalam bentuk konsentrat.

"Tapi nanti saya akan ngecek ya, saya akan mengecek lagi, minta arahan nanti Bapak Presiden Prabowo dan Pak Menko item-itemnya, tapi sepengetahuan saya, sepengetahuan saya, semuanya dalam kerangka aturan yang berlaku di negara kita," tegasnya.

Sebelumnya, Trump mengungkapkan telah membuat kesepakatan dengan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini ia sampaikan usai berbicara langsung dengan Prabowo.

"Kami telah membuat kesepakatan dengan Indonesia. Saya berbicara dengan presidennya yang luar biasa, sangat populer, kuat, cerdas. Dan kami menyepakati perjanjian, kami mendapatkan akses penuh ke Indonesia, segalanya. Seperti yang Anda tahu, Indonesia sangat kuat dalam hal tembaga, dan sekarang kami punya akses penuh ke semua itu," kata Trump.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil: Impor BBM-LPG RI dari AS Capai Rp 244,33 Triliun