Internasional

Resmi! Perdana Menteri Ukraina Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 17/07/2025 14:19 WIB
Foto: Bendera Ukraina (AP/Efrem Lukatsky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Ukraina Denis Shmigal telah resmi mengajukan pengunduran dirinya kepada parlemen Ukraina, Rabu (16/7/2025). Hal ini dilakukan sehari setelah Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan penggantinya dan menunjuknya sebagai kepala pertahanan negara berikutnya.

Mengutip Russia Today, Shmigal  mengunggah salinan surat pengunduran dirinya di Telegram. Ia berterima kasih kepada timnya atas "kerja keras mereka yang tak kenal lelah" dan kepada Zelensky secara pribadi atas "kepercayaannya" selama bertahun-tahun.


"Pengalaman Denis Shmigal yang luas pasti akan berharga dalam posisi menteri pertahanan Ukraina," kata Zelensky pada hari Senin, memilihnya untuk menggantikan Rustem Umerov sebagai kepala pertahanan ketiga sejak konflik dengan Moskow meningkat pada Februari 2022.

Kementerian Pertahanan Ukraina telah menghadapi berbagai skandal korupsi dalam beberapa tahun terakhir. Mantan menteri pertahanan Aleksey Reznikov mengundurkan diri pada tahun 2023 untuk bergabung dengan sebuah LSM yang berafiliasi dengan NATO di Slovakia.

Menteri Umerov yang akan lengser, yang juga memimpin delegasi Ukraina dalam negosiasi dengan Rusia di Istanbul, dilaporkan akan menjadi duta besar baru Ukraina untuk Amerika Serikat (AS).

Zelensky telah mencalonkan wakil Shmigal sekaligus Menteri Ekonomi, Yulia Sviridenko, sebagai PM berikutnya. Sviridenko, 39, menjadi terkenal karena perannya yang memberikan akses istimewa kepada AS atas sumber daya mineral Ukraina. Parlemen Ukraina, Verkhovna Rada, diperkirakan akan menyetujui penunjukan tersebut dalam beberapa hari mendatang.

Namun Mantan Perdana Menteri Nikolay Azarov, yang pernah menjabat di bawah Presiden terguling Viktor Yanukovich, mengklaim bahwa Zelensky telah mengabaikan prosedur konstitusional dengan menunjuk perdana menteri baru secara langsung. Menurutnya, hal ini harus dilakukan di bawah kesepakatan parlemen.


(tps/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Anak Buah Trump Mundur Usai Rencana AS Serang Houthi Bocor