Internasional

Korsel Dihantam Hujan Terderas dalam 120 Tahun, Makan Korban Jiwa

luc, CNBC Indonesia
17 July 2025 11:55
Seorang pria berjalan melewati jalan yang terendam banjir akibat hujan deras di Gwangju, Korea Selatan, 17 Juli 2025. Yonhap via REUTERS
Foto: via REUTERS/YONHAP NEWS AGENCY

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan kembali dikejutkan oleh cuaca ekstrem, saat hujan deras mengguyur sejumlah wilayah pada Kamis (17/7/2025), dengan intensitas yang mencetak rekor tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1904.

Menurut Badan Meteorologi Korea Selatan (KMA), beberapa daerah di Provinsi Chungcheong Selatan mengalami hujan per jam yang hanya terjadi sekali dalam seratus tahun. Wilayah Seosan di bagian barat provinsi tersebut menjadi lokasi terparah, dengan intensitas curah hujan mencapai 114,9 milimeter per jam.

"Ini adalah tingkat yang biasanya hanya terlihat sekali dalam 100 tahun," kata seorang pejabat KMA kepada AFP.

Ia menambahkan bahwa angka ini adalah yang tertinggi sejak pencatatan resmi dimulai 120 tahun lalu.

Fenomena hujan ekstrem ini disebabkan oleh "arus udara hangat dan lembap yang mengalir di sepanjang tepi Utara Samudera Pasifik, yang memicu ketidakstabilan atmosfer yang kuat," jelas pejabat tersebut.

Dampak hujan deras langsung terasa di sejumlah wilayah. Siaran televisi nasional menunjukkan banjir parah melanda Seosan, merendam pasar tradisional, kompleks apartemen, dan menenggelamkan kendaraan yang terparkir.

Di Kabupaten Hongseong, juga di Provinsi Chungcheong Selatan, pemerintah setempat mengeluarkan perintah evakuasi dini pada Kamis pagi. "Segera evakuasi ke lokasi yang aman," demikian perintah resmi yang dikeluarkan menyusul meluapnya sungai setempat.

Beberapa sekolah dan tempat penitipan anak di daerah tersebut juga diliburkan demi keselamatan.

Korban jiwa juga dilaporkan. Di Kota Osan, sekitar 50 kilometer di selatan ibu kota Seoul, seorang pengemudi tewas setelah dinding penahan setinggi 10 meter dari sebuah jalan layang runtuh dan menghantam mobil yang dikendarainya.

Sementara itu, di wilayah pegunungan Provinsi Chungcheong, dua orang berhasil diselamatkan setelah longsor terjadi akibat tanah yang tak mampu lagi menyerap air.

Korea Selatan memang rutin menghadapi musim hujan tahunan setiap Juli, dan umumnya memiliki sistem penanggulangan bencana yang cukup baik. Namun, perubahan iklim global telah membuat intensitas dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem menjadi semakin sulit diprediksi.

Para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim telah memperburuk ekstremitas cuaca di berbagai belahan dunia. Fenomena ini memperkuat tren bencana meteorologi yang melanda Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2022, negara ini juga menghadapi curah hujan luar biasa yang menyebabkan banjir besar dan menewaskan setidaknya 11 orang. Salah satu insiden paling tragis terjadi di Seoul, di mana tiga orang meninggal dunia karena terjebak di apartemen bawah tanah-jenis hunian yang menjadi sorotan dunia setelah ditampilkan dalam film pemenang Oscar Parasite.

Pemerintah saat itu menyatakan bahwa curah hujan di ibu kota merupakan yang tertinggi dalam sejarah pencatatan meteorologi Seoul, dan menyebut perubahan iklim sebagai penyebab utama kondisi ekstrem tersebut.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! BMKG Ingatkan Potensi Banjir Susulan Muncul pada 20 Maret

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular