Pasar Minggu Sepi-Ratusan Kios Tutup, Pedagang Sebut Biang Keroknya

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
14 July 2025 20:40
Potret Pasar Minggu di Jakarta Selatan sepi, banyak kios tutup. (CNBC Indonesia/ Chandra Dwi Pranata)
Foto: Potret Pasar Minggu di Jakarta Selatan sepi, banyak kios tutup. (CNBC Indonesia/ Chandra Dwi Pranata)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa pedagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan resah dengan makin sepinya pembeli. Mereka pun kini hanya pasrah jika memang kondisinya makin sepi. Bahkan, beberapa pedagang lebih memilih bertahan karena jika mereka pindah, nasibnya belum tentu sebaik sekarang.

Marsih contohnya, pedagang pakaian ini mengaku pasrah sembari berharap pelanggan dapat ramai kembali berkunjung ke Pasar Minggu, meski hal tersebut Ia akui cukup sulit.

"Alasan bertahan ya karena buat menghidupi keluarga, kalau saya menyerah, yang hidupi keluarga siapa lagi kalau bukan saya, kalau pindah, belum tentu di tempat baru jadi lebih baik," kata Marsih saat ditemui wartawan CNBC Indonesia, Senin (14/7/2025).

Sementara itu, Mamat, pedagang warung nasi, mengaku sedih karena pelanggan sudah jauh berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Ia yang sudah berjualan selama 30 tahun, mengaku dalam lima tahun terakhir menjadi yang paling sulit nasibnya.

"Dulu pas saya masih awal-awal berjualan di sini, senang karena ramai, tahun 2000-an juga masih ramai, tapi lima tahun belakangan, saya merasa berat sekali berjualan di sini," kata Mamat.

Mama mengungkapkan kondisinya sudah jauh berbeda dalam beberapa tahun terakhir. Ia sudah lama berjual di pasar tersebut selama 30 tahun terakhir. Namun kali ini, nasibnya jauh berbeda.

Potret Pasar Minggu di Jakarta Selatan sepi, banyak kios tutup. (CNBC Indonesia/ Chandra Dwi Pranata)Foto: Potret Pasar Minggu di Jakarta Selatan sepi, banyak kios tutup. (CNBC Indonesia/ Chandra Dwi Pranata)
Potret Pasar Minggu di Jakarta Selatan sepi, banyak kios tutup. (CNBC Indonesia/ Chandra Dwi Pranata)

"Sepinya luar biasa, sudah 5 tahun begini, kami para pedagang kalau bisa nangis, nangis deras yang ada. (Sepinya) ya semenjak Covid-19 jadi seperti ini," ucap Mamat.

Mamat pun mengaku masih bertahan karena dengan berjualan, Ia masih dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, meski kini jauh lebih berat.

"Kalau alasan masih bertahan, ya buat menghidupi keluarga ya, karena anak saya ada 3, alhamdulillahnya tinggal 1 yang masih sekolah, berat memang, tapi kalau kami menyerah, bagaimana anak-anak kami," ujarnya.

Sedangkan Rudi, pedagang sembako juga mengaku pelanggan perlahan berkurang seiring naiknya harga beberapa pangan.

"Pelanggan juga turun, ya walaupun mungkin tidak separah penjual pakaian ya, tapi kerasa, karena kalau harga serba naik, ya pelanggan pasti kurangin jumlah pembelian, yang rugi ya para pedagang," kata Rudi.

Berbeda dengan Lisa, pedagang perhiasan emas, meski juga mengakui pelanggan tidak sebanyak dahulu, tetapi masih cukup ramai karena Ia juga merambah ke online.

"Ya merambah ke online karena tuntutan zaman ya, sekarang kan serba online, ya mau tidak mau harus beradaptasi, kami saja di sini sering live juga kok, jadi ya memang pelanggan sudah jarang datang langsung ke sini, tapi di online masih banyak," kata Lisa.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di pasar tersebut pada Senin (14/7/2025), terutama di lantai 2 tampak hanya beberapa pelanggan yang datang. Di lantai tersebut juga cukup banyak toko jahit, namun hanya beberapa toko yang pengunjungnya cukup banyak.

Tak hanya itu saja, cukup banyak ruko yang sudah tutup di lantai 2 Pasar Minggu. Sementara itu di lantai dasar, terlihat pelanggan paling banyak hanya memadati toko perhiasan emas.

Banyak juga pedagang yang mengeluhkan penjualan turun, tetapi mereka tetap membayar uang sewa, listrik, dan lain-lain. Untuk di Pasar Minggu, pedagang harus membayarkan sewa ruko berkisar Rp 1 juta per bulan, kemudian listrik berkisar Rp 300 ribu per bulan, dan air sekitar Rp 200 ribu per bulan. Adapun biaya sewa dan listrik bergantung pada luas ruko dan penggunaannya.


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Asemka Sepi-Pembeli Menghilang, Pedagang Tunjuk Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular