Penjualan Mobil Suram Lagi, Pertanda Duit Kelas Menengah RI Menipis?

Damiana, CNBC Indonesia
11 July 2025 19:50
Foto kolase mobil LCGC dan Hybrid. (CNBC Indonesia)
Foto: Foto kolase mobil LCGC dan Hybrid. (CNBC Indonesia)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan mobil nasional berbalik turun di bulan Juni 2025. Tercatat, penjualan mobil baru bulan lalu turun 2.851 unit atau 4,71% dibanding Mei 2025.

Sebelumnya di bulan Mei 2025, penjualan mobil nasional tercatat naik jadi 60.612 unit dari bulan April 2025 yang tercatat 51.205 unit. Demikian mengutip data Gaikindo yang dilansir PT Astra International Tbk, Jumat (11/7/2025).

Data tersebut menunjukkan, pencapaian pasar mobil di RI sejak awal tahun 2025 belum mampu menyaingi kinerja tahun 2024.

Termasuk, penjualan mobil yang selama ini disebut-sebut sebagai segmen utama pasar kelas menengah dan pembeli mobil pertama di Indonesia, yaitu mobil ramah lingkungan harga terjangkau (low cost and green car/ LCGC), juga terus menurun sejak awal 2025.

Lantas apa penyebab pasar mobil RI masih terus loyo?

Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, penurunan penjualan mobil yang terus terjadi, ditambah anjloknya penjualan LCGC, menunjukkan adanya pelemahan signifikan daya beli masyarakat Indonesia.

"Kondisi ini diperparah oleh inflasi yang tinggi, kenaikan PPN menjadi 12%, suku bunga kredit kendaraan yang mahal, kenaikan rerata tahunan harga jual mobil baru, serta pelemahan rupiah yang semakin menaikkan harga jual mobil dan biaya cicilan," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/7/2025).

"Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah 5% dan meningkatnya PHK di sektor formal semakin mengurangi kemampuan konsumsi masyarakat untuk barang tersier seperti mobil," tambah Yannes.

Suramnya penjualan di segmen LCGC, lanjut dia, semakin mengonfirmasi ambruknya daya beli orang Indonesia.

"LCGC yang selama ini menjadi andalan masyarakat menengah-bawah juga terdampak. Bahkan tren menguat, transaksi beralih ke mobil bekas sekarang ini," ujarnya.

"Dari analisis awal ini tergambarkan adanya tekanan ekonomi yang merata di segmen terbesar pasar kita, yaitu middle income class (kelas menengah). Di sisi lain, transformasi struktural menuju elektrifikasi, perubahan preferensi ke teknologi ramah lingkungan, serta ketidakpastian regulasi dan insentif EV (electric vehicle/ kendaraan listrik) juga turut membuat banyak konsumen menunda pembelian," terang Yannes.

Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah?

Yannes mengatakan, untuk mengatasi penurunan penjualan mobil nasional yang terus terjadi, mau tidak mau, pemerintah harus terus menggunakan strategi insentif fiskal.

"Untuk menahan kejatuhan pasar mobil di Indonesia, pemerintah perlu memperpanjang insentif fiskal untuk kendaraan listrik (EV/hybrid) sambil menyesuaikan kebijakan LCGC agar dapat menurunkan harga," katanya.

"Ini memang dilematis tapi harus dilakukan," imbuh dia.

Di saat bersamaan, lanjutnya, perlu ada upaya mendorong permintaan dan promosi melalui pameran otomotif dan media sosial, serta edukasi tentang keunggulan mobil baru.

"Perlu terus digencarkan, dengan semakin banyaknya produsen kendaraan yang melakukan diversifikasi produk dengan meluncurkan SUV kompak atau EV terjangkau menarik konsumen baru," paparnya.

Yannes berharap, dengan adanya insentif yang berlanjut, akan menopang daya beli, sehingga membantu permintaan mobil listrik di Tanah Air. Pada ujungnya akan membantu pertumbuhan penjualan mobil di dalam negeri.

Suramnya Penjualan Mobil Nasional Tahun 2025

Secara total, penjualan mobil di paruh pertama tahun 2025 tercatat sebanyak 374.741 unit. Angka ini juga ambruk 35.279 unit atau 8,60% dibandingkan periode sama tahun 2024 yang mencatat penjualan sebanyak 410.020 unit.

Lebih rinci, secara bulanan, penjualan mobil nasional sejak awal 2025 hanya 2 kali mampu melampaui angka 70.000 unit. Sementara, di periode Januari-Juni 2024, hanya 2 kali penjualan tercatat di bawah 70.000 unit.

Sementara, penjualan LCGC di bulan Juni 2025 kembali turun 1.021 unit atau 10,96% jadi 8.300 unit dibanding Mei 2025 yang mencapai 9.321 unit.

Secara tahunan, penjualan LCGC Juni 2025 anjlok dalam sampai 45,58% atau 6.952 unit dari Juni 2024 yang cetak penjualan 15.252 unit. Turun hampir 50%.

Sepanjang semester I tahun 2025, penjualan LCGC tercatat mencapai 68.030 unit. Angka ini ambrol 21,11% atau 21.613 unit dari periode sama tahun 2024 yang mampu cetak penjualan sebanyak 89.643 unit.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kacau! Penjualan Mobil LCGC Januari 2025 Jeblok 18%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular