LPEM Warning! Inflasi Juli 2025 Bakal Meleset Imbas Kenaikan Harga BBM

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Jumat, 11/07/2025 13:35 WIB
Foto: Kilang BBM yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). (Dok. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI))

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan inflasi tinggi berpotensi mulai melanda Indonesia pada Juli 2025, imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah terjadi sejak 1 Juli 2025.

Tim peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan inflasi bulanan pada Juli 2025 akan berada di kisaran 0,22-0,32% (mtm) dan secara tahunan semakin menuju area tengah target BI sekitar 2,28-2,38% (yoy).

"Risiko kenaikan inflasi cukup tinggi dengan adanya kenaikan harga BBM non-subsidi yang berlaku mulai 1 Juli 2025," dikutip dari laporan Seri Analisis Makroekonomi LPEM FEB UI edisi Juli 2025, Jumat (11/7/2025).


Harga BBM non subsidi ini berpotensi mengerek kenaikan harga-harga karena memiliki efek rambatan ke harga-harga lainnya. Efek rambatan kenaikan secara langsung bisa melalui komponen harga yang diatur pemerintah, sedangkan secara tidak langsung melalui biaya transportasi dan logistik.

Tim ekonom LPEM FEB UI menilai, tambahan tekanan inflasi pada Juli 2025 ini berpotensi akan semakin menjadi-jadi bila efek momentum libur sekolah dan pertengahan tahun masih berdampak dalam beberapa bulan mendatang.

"Laju inflasi diperkirakan akan semakin menuju area tengah target BI sekitar 2,28 - 2,38% (yoy) tergantung seberapa besar transmisi penyesuaian harga bahan bakar non-subsidi dan stabilitas harga pangan pasar domestik," sebagaimana tertulis dalam laporan LPEM FEB UI.

Sebagai informasi, seluruh badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP-AKR hingga PT Vivo Energy Indonesia resmi menaikkan harga produk BBM non subsidi. Penyesuaian harga tersebut berlaku sejak 1 Juli 2025.

Sebagai contoh Pertamina, untuk wilayah DKI Jakarta, harga BBM Pertamax atau RON 92 naik menjadi Rp 12.500 per liter dari yang sebelumnya Rp 12.100 liter di bulan Juni 2025. Tak cuma Pertamax, harga Pertamax Turbo juga naik menjadi Rp 13.500 per liter dari sebelumnya Rp 13.050 per liter.

Sementara harga Pertamax Green atau RON 95 naik menjadi Rp 13.250 per liter dari yang sebelumnya Rp 12.800 per liter. Harga BBM solar seperti Dexlite (CN 51) juga mengalami kenaikan menjadi Rp 13.320 per liter dari sebelumnya Rp 12.740 per liter.

Pertamina Dex (CN 53) harganya juga naik menjadi Rp 13.650 per liter dari sebelumnya Rp 13.200 per liter. Sementara harga Pertalite dan Solar subsidi tidak ada perubahan, masing-masing dibanderol Rp 10.000 dan Rp 6.800 per liter.

Begitu juga dengan SPBU Shell. Mengutip situs resmi Shell, harga Shell Super yang setara dengan Pertamax juga mengalami kenaikan, dari yang sebelumnya Rp 12.370 per liter pada periode Juni 2025, kini per 1 Juli naik menjadi Rp 12.810 per liter.

Lalu, harga Shell V-Power naik dari Rp 12.840 menjadi Rp 13.300 per liter. Begitu juga dengan Shell V-Power Diesel dan Shell V-Power Nitro+ yang naik harga mulai 1 Juli 2025.


(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tersangka Baru Kasus Minyak Mentah, Pertamina Hormati Kejagung