Internasional

Bukan Iran-Korut, Negara Ini Mampu Produksi Senjata Nuklir Sendiri

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 July 2025 15:00
Pengunjung melihat model bom udara termonuklir Soviet AN-602 yang juga dikenal sebagai Bom Tsar, senjata nuklir terkuat yang pernah dibuat dan diuji, saat mereka mengunjungi paviliun Atom, pusat pameran permanen yang dirancang untuk menunjukkan pencapaian utama Rusia di masa lalu dan masa kini dalam industri tenaga nuklir, di Pusat Pameran Seluruh Rusia (VDNH) di Moskow pada tanggal 4 November 2023. (Photo by TATYANA MAKEYEVA / AFP/File Foto)
Foto: Nuklir (AFP/TATYANA MAKEYEVA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga nulir PBB, IAEA, kembali memberikan pernyataan terbaru terkait senjata nuklir. Hal ini disampaikan langsung oleh pimpinan tertinggi organisasi itu, Rafael Grossi, dalam wawancara dengan media Polandia, Reczpospolita.

Dalam pernyataannya, Grossi menyebut bahwa dalam situasi saat ini, Jerman dapat mengembangkan senjata nuklirnya sendiri. Terutama jika raksasa Eropa itu memilih untuk melakukannya. 

Grossi menyatakan bahwa Berlin telah memiliki semuanya. Bukan hanya bahan nuklir, Jerman memiliki pengetahuan dan akses teknologi yang diperlukan.

"Jerman dapat membangun bom nuklir dalam beberapa bulan. Ini hanyalah asumsi hipotetis belaka," ujarnya dalam wawancara yang juga dikutip Russia Today itu, dikutip Jumat (11/7/2025).

Meskipun kepala IAEA menekankan perlunya dialog internasional mengenai keamanan nuklir dan pentingnya menegakkan komitmen non-proliferasi, pernyataannya muncul menyusul serangan udara Amerika Serikat (AS) dan Israel baru-baru ini terhadap fasilitas nuklir Iran. Serangan tersebut dilakukan dengan dalih mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir. Padahal, argumentasi ini telah dibantah oleh IAEA maupun intelijen AS.

Setelah serangan udara tersebut, Iran menangguhkan kerja sama dengan IAEA dan mengusir para inspekturnya. Presiden Masoud Pezeshkian mengkritik badan tersebut karena tidak mengutuk serangan tersebut, bahkan menuduh badan tersebut bias.

Pernyataan Grossi juga muncul di tengah dorongan militerisasi yang lebih luas di antara anggota NATO Eropa. Jerman didesak untuk mendapatkan akses ke persenjataan nuklir Inggris atau Prancis atau bergabung dengan sistem pencegah Eropa yang lebih luas, dengan alasan bahwa ketergantungan pada senjata AS tidak lagi memadai.

Di sisi lain, Rusia telah berulang kali membantah bahwa hal itu menimbulkan ancaman bagi anggota NATO Eropa. Moskow menuduh para pejabat Barat menggunakan rasa takut untuk membenarkan peningkatan anggaran, serta penurunan standar hidup warga negara mereka.


(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raksasa NATO Diguncang Upaya Kudeta-Perang Saudara, Ini Pelakunya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular