
RI & Vietnam Bakal Ada Kerjasama Soal Beras, Bos Bapanas Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons rencana Vietnam menjalin kesepakatan dagang dengan Indonesia terkait peningkatan ekspor beras dalam jangka panjang.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan, keputusan kerja sama tersebut merupakan bagian dari kebijakan strategis Presiden Prabowo Subianto yang tetap mengedepankan kepentingan petani dalam negeri.
"Tugas kita nih sebagai kepala lembaga, menteri dan lain-lain itu ikut perintah Presiden. Karena Pak Presiden sudah memikirkan, pasti ada hubungan bilateral, pasti ada trade-off (pertukaran), pasti ada banyak hal. Tapi yang jelas Pak Presiden itu mementingkan petani Indonesia," ujar Arief saat ditemui usai rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Pernyataan Arief itu disampaikan menanggapi kabar dari Pemerintah Vietnam, yang menyatakan akan segera menandatangani perjanjian dagang dengan Indonesia guna meningkatkan volume ekspor beras.
Kesepakatan itu dikabarkan muncul hanya beberapa jam setelah pertemuan antara Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh dan Presiden Prabowo Subianto di sela-sela KTT BRICS di Brasil, 8 Juli 2025 kemarin.
Terkait apakah kerja sama ini akan membuka keran impor beras dari Vietnam, Arief menyebut pemerintah tetap memprioritaskan ketahanan pangan nasional lewat peningkatan produksi dalam negeri. Namun, ia tidak menampik adanya kemungkinan impor jika situasi darurat mengharuskan.
"Kita nggak pernah tahu, kadang ada banjir, kadang ada gunung meletus, kadang El Nino, kadang La Nina. Di saat kondisi kayak gitu, terus nanti nyari-nyari beras susah, (pemerintah) disalahin lagi, kan nggak. Jadi kita kan nggak pernah tahu yang ke depan itu seperti apa. Tapi you have to prepare for the worst (kamu harus bersiap untuk yang terburuk)," jelasnya.
"Pada saat kamu mengelola sesuatu, kamu harus memikirkan yang terburuk. Kalau terburuk itu apa? Kalau misalnya sudah bisa dari dalam negeri, kenapa nggak?" sambung dia.
Lebih lanjut, Arief juga menanggapi peluang Indonesia dan Vietnam bekerja sama mencari pasar ekspor beras ke negara lain. Ia menyebut peluang itu bisa saja dilakukan, dengan catatan stok dalam negeri sudah memadai.
Sebelumnya, media internasional Reuters melaporkan bahwa ekspor beras Vietnam ke Indonesia turun drastis sebesar 97% pada paruh pertama 2025, hanya mencapai 19.000 metrik ton. Pemerintah Vietnam berharap melalui kesepakatan ini, ekspor beras mereka bisa berlangsung lebih stabil dan berkelanjutan.
Pemerintah Vietnam juga menyebut perjanjian perdagangan ini akan membantu menjaga ketahanan pangan Indonesia. Perdana Menteri Chinh bahkan telah menginstruksikan Kementerian Perdagangan Vietnam untuk mempererat kerja sama dengan pihak Indonesia agar kedua negara bisa saling membuka akses pasar.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Soroti Bulog Kuasai Impor Beras, Begini Reaksi Bos Badan Pangan
