Trump Makin Menggila! 8 Negara 'Dirudal' Tarif, Brunei-Filipina-Brasil

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menaikkan tarif untuk sejumlah negara. Setidaknya ada delapan negara baru yang dikenai tarif tinggi untuk barang impornya, sesuai pengumuman Trump, Rabu waktu setempat.
Setidaknya tujuh surat diungkap Trump melalui Truth Social, seperti ke pemimpin Aljazair, Brunei, Filipina, Irak, Libya, Moldova dan Sri Lanka. Ada pula unggahan terpisah lain ke Brasil, ditunjukkan ke Presiden Luiz Inácio Lula da Silva.
Sebenarnya Selasa malam, Trump telah mengisyaratkan pengumuman tersebut. Ia menulis di media sosial tersebut bahwa dirinya "akan merilis minimal tujuh negara" baru terkena tarif pada Rabu pagi dan "sejumlah negara tambahan" pada sore harinya.
Ronde baru ini muncul hanya dua hari setelah Trump mengumumkan 14 negara terkena kenaikan impor 25%-40% dan akan berlaku 1 Agustus. RI masuk dalam pengumuman perdana itu dan dikenai 32%.
![]() Tarif Trump. (CNBC) |
Mengutip CNBC International, surat-surat dua halaman tersebut sebenarnya hampir identik yang ditandatangani Trump Senin. Selain Indonesia, surat sebelumnya dikirimkan ke Jepang, Korea Selatan (Korsel), Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Laos, Myanmar, Bosnia dan Herzegovina, Tunisia, Bangladesh, Serbia, Kamboja, dan Thailand.
Surat-surat tersebut mencatat bahwa AS "mungkin" akan mempertimbangkan penyesuaian tarif baru. "Tergantung pada hubungan kami dengan negara Anda," tulis Trump, Kamis (10/7/2025).
Semua surat tersebut menyatakan bahwa tarif tersebut "jauh lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk menghilangkan disparitas Defisit Perdagangan yang kami miliki dengan negara Anda". Trump sendiri sering mengklaim bahwa defisit perdagangan menunjukkan "AS sedang dimanfaatkan" meskipun banyak pakar tidak sependapat.
Merujuk laman X yang dilihat CNBC Indonesia, Filipina dikenai tarif 20% sementara Brunei dan Moldova 25%. Sementara Libya, Irak, Aljazair dan Sri Lanka 30%.
Brasil Kena 50%
Sementara itu, Trump menjatuhkan tarif 50% kepada ekonomi terbesar Amerika Selatan, Brasil, mulai 1 Agustus mendatang. Trump melampiaskan kemarahan atas apa yang disebutnya sebagai persidangan "Perburuan Penyihir", merujuk pendahulu Lula da Silva yang berhaluan kanan, Jair Bolsonaro.
Di Truth Social, ia juga memerintahkan penyelidikan ke praktik perdagangan Brasil yang diklaimnya tidak adil. Bahkan Trump mengancam tarif yang lebih tinggi lagi.
Trump kemudian mengkritik pemerintahan Brasil saat ini, menyebutnya "Perintah Sensor yang RAHASIA dan MELANGGAR HUKUM terhadap platform Media Sosial AS". Ini merujuk pada putusan Mahkamah Agung (MA) Brasil baru-baru ini yang dapat meminta pertanggungjawaban platform media sosial atas konten penggunanya.
"Serangan licik Brasil terhadap Pemilu Bebas, dan Hak Kebebasan Berbicara fundamental warga Amerika," tuturnya dalam surat tersebut.
"Harap dipahami bahwa angka 50% jauh lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk mencapai Kesetaraan yang harus kita miliki dengan Negara Anda. Dan ini diperlukan untuk memperbaiki ketidakadilan yang parah dari rezim saat ini," jelasnya.
Brasil adalah mitra dagang AS terbesar ke-15, dengan total perdagangan dua arah sebesar US$ 92 miliar pada tahun 2024. AS sendiri mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$ 7,4 miliar dengan Negeri Samba ini.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Perang Dagang Trump, AS Beri Tarif Baru ke Barang Impor Ini
