Internasional

Eropa Pecah! Negara NATO Ini Mau Tumbangkan Bos Uni Eropa

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 10/07/2025 06:05 WIB
Foto: Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán berpidato di depan orang-orang yang berkumpul untuk mendukung dia dan partainya selama "pawai perdamaian" di Budapest, Hongaria, Sabtu, 1 Juni 2024. (AP/Denes Erdos)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban telah menyerukan pengunduran diri Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Hal ini diungkapkannya dari sebuah gambar parodi yang diunggah di akun X nya, Rabu (9/7/2025).

Dalam postingan tersebut, Orban membagikan gambar bergaya sampul majalah Time, yang menampilkan latar belakang merah dan von der Leyen yang sedang mundur dengan judul "waktunya pergi."


Gambar tersebut merupakan parodi pada sampul majalah bertema Biden dari tahun 2024 yang menyusul pengumuman presiden AS saat itu bahwa ia akan menarik diri dari kampanye pemilu.

Orban telah lama menjadi salah satu kritikus von der Leyen yang paling keras. Orban telah menuduhnya merongrong lembaga-lembaga Uni Eropa dan mencampuri urusan dalam negeri negara-negara anggota.

Di sisi lain, Orban juga sering berselisih dengan Brussels terkait sengketa supremasi hukum dan kebijakan sanksi terhadap Rusia. Ia juga mengklaim bahwa para pemimpin blok tersebut telah mencoba mengisolasi Hungaria secara politis.

Di Uni Eropa, von der Leyen menghadapi kritik yang semakin meningkat, terutama atas perilakunya selama pandemi Covid-19. Penolakannya untuk merilis pesan teks pribadi yang dipertukarkan dengan CEO Pfizer, Albert Bourla, selama pembicaraan pengadaan vaksin telah memicu kontroversi yang berkelanjutan. Pengadilan Eropa memutuskan awal tahun ini bahwa kantornya gagal memberikan pembenaran yang sah untuk menyembunyikan pesan-pesan tersebut.

Kritikus dari kalangan politik kiri dan kanan, serta faksi Euroskeptis, menuduh von der Leyen memusatkan kekuasaan. Ia juga dituding melewati prosedur Komisi tradisional dan pengawasan parlemen, serta mengesampingkan kedaulatan nasional dalam masalah-masalah sensitif.

Menanggapi hal tersebut, von der Leyen telah melontarkan pernyataan keras kepada para penentangnya. Ia bahkan menyebut mereka yang mengkritiknya sebagai bagian "teori konspirasi" dan "anti-vaksin" yang didukung Rusia.

"Beberapa kritikus bertindak atas nama dalang mereka di Rusia," tuturnya.

Moskow telah berulang kali menuduh von der Leyen memiliki pandangan Russophobia. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov awal tahun ini menyebutnya sebagai "Führer Ursula" dan menuduhnya mendorong militerisasi di seluruh Uni Eropa sambil mengalihkan perhatian dari salah urus keuangan era pandemi.

Para pejabat Kremlin juga mengkritik dukungannya terhadap Ukraina dan perannya dalam memperluas sanksi yang menargetkan Rusia, menyebutnya sebagai salah satu pendorong utama konfrontasi Uni Eropa dengan Moskow.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sekjen Nato Yakin Anggotanya Bakal 'Legowo' Anggaran Baru Naik