Bos BI Setuju Asumsi Rupiah APBN 2026 Rp16.500-16.900, Ini Alasannya!

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
Senin, 07/07/2025 17:36 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat konferensi pers usai rapat tertutup membahas program 3 juta rumah di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Rabu (19/2/2025) malam. (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menerima asumsi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditetapkan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) 2026 di rentang Rp 16.500-16.900.

Ia bilang, asumsi kurs yang telah disepakati Komisi XI dan pemerintah dalam rapat panitia kerja (panja) sebagai dasar penyusunan RAPBN 2026 itu masih masuk ke dalam rentang kisaran yang diperkirakan BI untuk tahun depan, yakni kisaran Rp 16.100-16.500 per dolar AS.

"Kesepakatan rapat panja itu masuk juga dalam kisaran rentang kami Rp 16.100 sampai dengan Rp 16.500. Jadi masih dalam kisaran rentang," ucap Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR bersama Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, dan OJK, Jakarta, Senin (7/7/2025).


Perry pun mengaku siap menerima rentang kurs itu, saat ditanya oleh Ketua Komisi XI DPR Misbakhun dalam rapat kerja tentang pengambilan keputusan atas asumsi dasar ekonomi makro APBN 2026.

"Siap menerima," tegas Perry singkat.

Misbakhun sebelumnya mengatakan, asumsi kurs itu disepakati secara internal di Komisi XI sesuai dengan rentang yang ditawarkan pemerintah dalam KEM PPKF 2026.

"Kita tidak mempunyai panja untuk menetapkan itu, dan kita langsung memutuskan di rapat kerja hari ini, tapi kita di rapat internal kita menyepakati rupiah sesuai dengan yang ada di KEMPPKF, panja rapat internal Komisi XI kita memutuskan nilai yang sama dengan KEMPPKF," ungkap Misbakhun.


(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: DPR Ungkap Alasan Pengumuman Wakil Ketua LPS Ditunda