Gak Cuma Mobil Listrik, Baterai EV Buatan RI Bisa Simpan Listrik EBT
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengungkapkan ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi yang saat ini tengah dibangun di Indonesia bisa memproduksi baterai untuk penyimpanan listrik hasil energi baru terbarukan (EBT).
Toto mengungkapkan bahwa EBT yang berasal dari energi surya dan angin bersifat intermiten yang perlu dukungan baterai penyimpan energi (battery energy storage system/BESS), untuk bisa memanfaatkan EBT kapanpun.
"Jadi di sini yang harus dimengerti ada dua jenis baterai. Baterai untuk EV kendaraan, tapi satu lagi yang penting buat Indonesia untuk baterai energy storage," katanya ditemui di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat, dikutip Senin (7/7/2025).
Adapun, Toto memperhitungkan produksi EBT dalam negeri akan meningkat di tahun 2028 mendatang yang mana diperlukan BESS. Pihaknya akan memperhitungkan produksi BESS bila diperlukan di dalam negeri, melalui produksi dari proyek ekosistem baterai yang tengah dibangun saat ini.
"(Produksi pabrik baterai di Karawang) oh itu mix. Jadi mungkin sekarang yang BESS itu saya rasa di Indonesia akan mulai meningkat secara drastis di 2028. Karena pabrik-pabrik EBT-nya PLN kan baru naik. Ya itu mudah-mudahan," tambahnya.
Proyek Ekosistem Baterai Terintegrasi
Sebagaimana diketahui, Indonesia baru saja melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi. Proyek ini akan dioperasikan oleh PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan perusahaan asal China yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) yang merupakan perusahaan patungan dari CATL, Brunp dan Lygend.
Total investasi keseluruhan proyek baterai terintegrasi hulu-hilir tersebut mencapai US$ 5,9 miliar atau setara Rp 96,04 triliun (asumsi kurs Rp 16.278 per US$).
Proyek tersebut terdiri dari total enam usaha patungan (Joint Venture/JV) mulai dari proyek hulu hingga hilir. Detailnya, JV satu hingga tiga merupakan ekosistem baterai di sisi hulu. Sedangkan, JV empat hingga enam merupakan ekosistem baterai di sisi hilir.
(pgr/pgr)