Beralih ke AS, RI Bakal Kurangi Impor LPG dari Arab Cs

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Senin, 07/07/2025 11:35 WIB
Foto: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kunjungi Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Dok: PT Pertamina Patra Niaga)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan penjelasan perihal rencana peningkatan impor energi dari Amerika Serikat (AS). Hal ini merupakan bagian dari negosiasi dagang antar kedua negara.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan pihaknya tengah memetakan bahwa impor LPG dari sejumlah negara di Timur Tengah akan dikurangi, dan dialihkan untuk tambahan impor dari AS.

"Ya ini kita lagi petakan dulu. Jadi kan impor LPG itu kan dari Timur Tengah itu sama Amerika. Jadi nanti mungkin akan ada switch import dari Timur Tengah itu menjadi impor dari Amerika," ujar Yuliot di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Senin (7/7/2025).


Selain itu, kebutuhan Liquefied Natural Gas (LNG) dan minyak mentah untuk kilang dalam negeri juga akan dipenuhi sebagian dari AS. Selama ini, Indonesia telah mengimpor crude dari Amerika, namun tidak langsung melainkan melalui negara lain sebagai perantara.

"Kemudian crude untuk kebutuhan dalam negeri. Selama ini kan juga kita mengimpor crude, ada yang dari Amerika tetapi melalui negara lain. Jadi nanti akan diusahakan pencatatan langsung untuk impor dari Amerika," katanya.

Sebelumnya, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah telah membahas tawaran dagang baru yang akan disampaikan dalam negosiasi dengan pemerintah AS.

Salah satu poin penting yang dibahas adalah mengenai pembelian energi dari Amerika Serikat. Rencananya, kata Airlangga, Indonesia akan mengimpor bahan bakar hingga US$ 15,5 miliar.

"Dan siang hari ini kita baru saja membahas terkait dengan apa yang dilakukan Indonesia terkait dengan offer kepada Amerika terkait dengan tarif. Jadi tadi sudah dibahas tentang rencana Indonesia mengenai pembelian energi yang totalnya bisa mencapai US$ 15,5 miliar," kata Airlangga.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tekanan Fiskal Meningkat, Target Pertumbuhan Tetap Dikejar