Sri Mulyani Buka-Bukaan Ngerinya Kondisi Ekonomi Global

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Kamis, 03/07/2025 20:29 WIB
Foto: Komisi XI DPR RI Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua DK OJK. Dengan acara Pembahasan Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBN Tahun 2026. Kamis (3/7/2025). (Tangkapan layar TV Parlemen)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik bersenjata hingga perang tarif dagang membuat ketidakpastian ekonomi semakin meningkat. Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengawali pembahasan asumsi makro rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2026 dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis malam (3/7/2025).

"Kondisi global kita semua melihat dinamis, ini akan mengubah banyak tatanan dunia, kita perlu waspada," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, setelah perekonomian mengalami pelemahan pada kuartal I-2025, ketidakpastian ekonomi pada kuartal II-2025 masih terus berlanjut.


Ditandai dengan meningkatnya angka indeks ketidakpastian global (Global Uncertainty Index) yang bergerak ke level 472, beriringan dengan meroketnya kenaikan indeks biaya logistik (Baltic Dry Index) ke level 1605.

"Kuartal II secara global pemburukan di zona kontraktif, indeks ketidakpastian global melonjak, baltic dry index semuanya naik. Ini situasi yang tidak baik akan mempengaruhi kinerja ekonomi dunia," ucapnya.

Ia menilai pemerintah harus melakukan antisipasi terhadap berbagai risiko tekanan itu hingga 2026 mendatang.

"Implikasi posisi Indonesia terus non blok dan dampak imbas perekonomian karena ketidakpastian semua mengerucut, personalize, tidak mengikuti tatanan rule base international," ucap Sri Mulyani.

Sementara itu, dampak dari ketidakpastian global adalah pertumbuhan ekonomi dunia turun 2025 hanya 2,8%. Bahkan kata Sri Mulyani IMF pada tahun depan hanya memprediksi pertumbuhan ekonomi global hanya 3% dan World Bank atau Bank Dunia hanya 2,3%. Angka ini kata Sri Mulyani lebih rendah dari kinerja 2024.

"Dari sisi perdagangan, investment global tren penurunan dan juga menimbulkan dampak potensi pertumbuhan melemah," sebutnya.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7%-5%