
Tak Lagi Sepi Bak Kuburan, Bos Pengusaha: Mal-Mal Kini Mulai Bangkit

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) buka suara soal kondisi terkini pusat perbelanjaan di Indonesia. Disebutkan, kondisi mal yang sebelumnya sempat memprihatinkan saking sepinya, kini mulai menunjukkan tanda-tanda bangkit.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan kondisi usaha pusat perbelanjaan makin membaik dengan ditandai mulai banyaknya masyarakat yang berkunjung. Tak hanya itu saja, banyak juga pusat perbelanjaan baru yang dibuka dan ramai dikunjungi masyarakat.
"Kinerja pusat perbelanjaan secara garis besar sudah mulai bergeliat lagi ya. Kalau dilihat, sudah mulai ramai dikunjungi masyarakat, meski daya beli masyarakat masih belum normal," kata Alphonzus kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (3/7/2025).
Per Mei 2025, menurutnya, pertumbuhan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan secara rata-rata mencapai sekitar 10%-15% dibandingkan dengan 2024 lalu.
Meski begitu, Ia mengakui masih ada beberapa pusat perbelanjaan yang belum bangkit karena belum mampu menghadirkan pengalaman yang berbeda. Namun, ada beberapa sektor usaha yang mulai bergeliat kembali seperti hiburan, makanan dan minuman, serta kategori lainnya.
"Sektor usaha seperti hiburan, makanan dan minuman, masih terus bertumbuh dengan sangat baik, karena mungkin sektor inilah yang sedang dicari masyarakat," ungkap Alphonzus.
Alphonzus menilai daya beli yang melemah tak serta merta membuat mal sepi, malah ada penyesuaian gaya konsumsi dari para pengunjung. Kata dia, masyarakat tetap datang ke mal, tetapi dengan pola belanja yang berbeda.
"Di tengah kondisi masih melemahnya daya beli masyarakat khususnya kelas menengah bawah, masyarakat masih tetap berkunjung ke pusat perbelanjaan dan berbelanja namun terjadi perubahan pola ataupun tren belanjanya. Masyarakat kelas menengah bawah cenderung membeli barang ataupun produk yang harga satuannya (unit price) rendah atau kecil," jelasnya.
Dengan kata lain, yang berubah bukan frekuensi kunjungan, melainkan jenis dan nilai transaksi. Katanya, konsumen menjadi semakin selektif, mengincar produk dengan harga terjangkau, meski tetap mencari suasana belanja yang menyenangkan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa fungsi mal kini tak lagi sekadar tempat bertransaksi. Banyak pengunjung datang untuk menghabiskan waktu, bersosialisasi, atau sekadar menikmati atmosfer. Inilah yang membuat tingkat kunjungan tetap stabil, bahkan bertumbuh.
Alphonzus menyebut transformasi pusat perbelanjaan pun menjadi kunci. Mereka yang mampu menawarkan pengalaman menyeluruh, mulai dari keberagaman penyewa lapak (tenant mix) yang sesuai, ruang interaksi sosial, hingga konsep bangunan yang nyaman, cenderung lebih sukses menarik pengunjung.
"Pusat perbelanjaan harus dapat memiliki dan menyediakan tempat ataupun fasilitas untuk pelanggan melakukan interaksi sosial dengan sesamanya, sehingga fungsi Pusat Perbelanjaan bukan lagi hanya sekedar sebagai tempat belanja," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ya Ampun! Duit Orang Kelas Menengah RI Menipis-Pilih Beli Barang Murah
