
Pasar Kramat Jati Sepi-Pembeli Kabur, Pedagang Sampai Teriak Begini

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepinya Pasar Kramat Jati Jakarta Timur membuat banyak pedagang resah karena omzet penjualan mereka turun drastis. Banyak yang mengaku omzetnya kini hanya mencapai ratusan ribu rupiah per harinya, berbeda pada waktu masih ramai yang dapat meraup hingga jutaan rupiah per hari.
Marinah, pedagang warung makan di pasar tersebut mengaku kini harus menjalani kehidupan yang berat karena makin sepinya pelanggan.
"Pelanggan sudah hampir tidak ada, dulu waktu masih ramai, saya kalau udah jam 2 siang, sudah bisa mulai istirahat karena makanan sudah habis, kalau sekarang, jam 4 sore aja masih sisa banyak," kata Marinah saat ditemui CNBC Indonesia, Selasa (1/7/2025).
Alhasil, omzetnya turun drastis, di mana saat masih ramai dia mengaku bisa mendapatkan Rp 5 juta per hari, kini untuk mencapai ratusan ribu rupiah saja cukup sulit.
"Kalau dulu masih ramai, ya saya bisa dapat sampai Rp 5.000.000, sekarang mah dapat berapa saja sudah bersyukur, ratusan ribu saja susah," ungkap Marinah.
Bahkan, Marinah terpaksa harus menurunkan harga untuk menarik pelanggan untuk membeli makanannya.
"Ya mau tidak mau, terpaksa, saya turunin sedikit harganya, kita tambahin makanan yang bisa bikin orang tertarik, demi menambah omset, kalau tidak, ya kita bagaimana kalau kondisinya begini terus," ujarnya.
Tak hanya itu saja, Marinah juga mengeluh karena biaya listrik yang harus ditanggung tetap dibayar normal tanpa kompensasi. Padahal, pendapatannya sudah turun drastis.
"Yang lebih parah, kami seperti ini kondisinya, tapi bayar listrik jalan terus, bayar normal pula," terangnya.
![]() Kondisi Pasar Kramat Jati Jakarta Timur pun tak luput diterpa sepinya pelanggan, pada Selasa (1/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata) |
Senada dengan Marinah, Joko, pedagang seragam sekolah dan beberapa alat tulis sekolah juga mengaku omzetnya turun drastis seiring sepinya pelanggan.
"Dulu ketika masih ramai, bisa dapat jutaan rupiah, ya puluhan juta lah, apalagi pas libur sekolah, para orang tua mulai berbelanja kebutuhan sekolah, sekarang sepertinya turun ya, sejuta saja tidak dapet," kata Joko.
Menurutnya, makin eksisnya penjualan online membuat pelanggan turun drastis karena kini pelanggan tak perlu datang ke pasar, bisa membeli di rumah.
"Ada pengaruh online juga, sekarang seragam sekolah juga bisa dicari di toko online, jadi ya berdampak ke kami, cuma memang yang buat paling berat ya daya beli sih," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di pasar tersebut pada Selasa (1/7/2025), tampak pengunjung di bagian lobby masih cukup ramai. Namun tidak seramai seperti kondisi normal.
Kemudian menuju ke dalam pasar, tampak pengunjung makin sepi. Dari lobby pasar hingga tengah, kondisi kios yang masih buka cukup banyak. Namun jika masuk lebih dalam, kondisinya makin mengkhawatirkan.
Tutupnya kios-kios yang berada di belakang Pasar Kramat Jati disebabkan karena banyaknya pedagang yang hengkang akibat pelanggan yang semakin sepi.
Sebagai catatan pihak pengelola Pasar Kramat Jati sudah memberikan izin bagi tim CNBC Indonesia untuk melihat langsung kondisi pasar dan memberikan pendampingan peliputan. Namun yang bersangkutan tidak berkeinginan memberikan komentar soal sepinya kondisi Pasar Kramat Jati.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kramat Jati Kebanjiran Impor Bawang Putih Saat Harga Masih Tinggi
