Internasional

Awas Perang Arab! Bandara Negara Kaya Minyak Ini Dirudal

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 July 2025 22:00
Tentara AS berlindung saat meledakkan ranjau yang ditemukan beberapa saat sebelumnya di jalan raya menuju bandara Baghdad, Irak, Senin, 26 April 2004. (AP Photo/Khalid Mohammed)
Foto: Tentara AS berlindung saat meledakkan ranjau yang ditemukan beberapa saat sebelumnya di jalan raya menuju bandara Baghdad, Irak, Senin, 26 April 2004. (AP Photo/Khalid Mohammed)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu orang dilaporkan sedikit terluka pada Senin (30/6/2025) malam setelah tiga proyektil tak dikenal menghantam Bandara Kirkuk di Irak utara. Insiden ini memicu kekhawatiran baru mengenai stabilitas keamanan di wilayah yang kaya minyak tersebut.


Mengutip Anadolu Agency, tiga proyektil menghantam Bandara Internasional Kirkuk sekitar pukul 23.30 waktu setempat. Dua di antaranya mendarat di bagian militer bandara, dan satu di area sipil.

Serangan ini menyebabkan kebakaran semak belukar di dekat gerbang yang berdekatan dengan zona militer, namun api berhasil dipadamkan dengan cepat oleh pemadam kebakaran bandara. Tidak ada kerusakan signifikan yang dilaporkan pada landasan pacu atau fasilitas bandara lainnya.


"Semua komponen bandara tetap beroperasi penuh," demikian pernyataan dari administrasi bandara.


Pasukan keamanan dari Komando Operasi Kirkuk segera menanggapi insiden tersebut. Mereka mengerahkan personel di sekitar bandara dan memastikan tidak ada ancaman berkelanjutan yang akan mengganggu jadwal penerbangan.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru di Bandara Kirkuk ini. Investigasi lebih lanjut sedang berlangsung untuk mengidentifikasi pelaku.


Terkait jenis rudal, sumber keamanan Irak kemudian mengidentifikasi rudal yang digunakan sebagai rudal jenis Katyusha. Rudal Katyusha dikenal sebagai roket artileri berkaliber rendah, yang relatif mudah diproduksi dan diluncurkan. Penggunaan rudal jenis ini sering dikaitkan dengan kelompok milisi atau non-negara di wilayah tersebut.

Serangan ini terjadi di tengah situasi keamanan yang tegang di Kirkuk, sebuah provinsi yang secara historis menjadi titik panas perselisihan antara pemerintah pusat Irak dan Pemerintah Regional Kurdistan (KRG). Kirkuk, yang kaya akan cadangan minyak, memiliki populasi yang beragam, termasuk Kurdi, Arab, dan Turkmenistan.


Setelah tahun 2003, wilayah Kirkuk sering menjadi sasaran serangan teroris. Pada tahun 2014, ISIS berhasil menguasai sebagian besar wilayah Kirkuk, termasuk distrik Hawija, sebelum akhirnya dipukul mundur oleh pasukan Irak dan Peshmerga (pasukan Kurdi). Sejak itu, Kirkuk kembali berada di bawah kendali pemerintah pusat Irak pada tahun 2017 setelah referendum kemerdekaan Kurdistan.


Meskipun demikian, keberadaan berbagai aktor bersenjata, termasuk pasukan keamanan Irak, milisi yang didukung Iran (Hashd Al Shaabi), dan sisa-sisa sel ISIS, terus menimbulkan ketidakpastian keamanan. Kurangnya koordinasi antara kelompok-kelompok ini sering dieksploitasi oleh kelompok militan. Serangan-serangan sporadis, baik dengan roket maupun drone, telah menjadi pola yang mengkhawatirkan di Irak, seringkali menargetkan instalasi militer atau sipil yang strategis.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Houthi Yaman Koordinasi dengan Iran Serang Israel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular