BPS Warning Ada Bahaya Intai Panen Padi RI

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 01/07/2025 14:25 WIB
Foto: Petani padi melakukan pemupukan. (Dok. Kementan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan peringatan atas prediksi curah hujan yang dapat berdampak kepada hasil panen padi di Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. 

"Berdasarkan analisis dan prediksi perlu diwaspadai perkiraan curah hujan untuk kriteria tinggi sangat tinggi pada sejumlah wilayah yang terjadi di sepanjang Mei hingga Agustus 2025 ini yang tentunya dapat mengganggu berdaya tanaman padi," ucap Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini dalam konferensi pers BPS pada Selasa (1/7/2025).


Meskipun di beberapa daerah diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas tinggi, namun secara umum curah hujan masih baik.

"Secara umum curah hujan di seluruh wilayah Indonesia berada pada kriteria rendah hingga menengah. Kondisi ini mendukung kegiatan berdaya tanaman padi sepanjang Mei hingga Agustus 2025," kata Pudji.

Berdasarkan pemaparan BPS, pada Juli 2025 curah hujan tinggi sampai sangat tinggi akan terjadi di sebagian kecil pulau Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Maluku Utara, sebagian besar Papua Barat, Papua Tengah bagian Selatan dan Papua Selatan bagian utara.

Sementara curah hujan rendah hingga menengah terjadi di sebagian besar pulau Sumatera, sebagian besar pulau Jawa, sebagian besar pulau Bali-Nusra, sebagian besar pulau Kalimantan, dan sebagian kecil pulau Sulawesi.

Kemudian untuk Agustus curah hujan tinggi ke sangat tinggi diperkirakan terjadi di sebagian kecil pulau Sumatera, sebagian pulau Kalimantan, sebagian kecil Maluku, sebagian besar Papua Barat, sebagian Papua Tengah, Papua bagian barat, dan sebagian kecil Papua Selatan.

Sedangkan curah hujan rendah hingga menengah terjadi di sebagian besar pulau Sumatera, sebagian besar pulau Jawa, pulau Bali-Nusra, sebagian pulau Kalimantan, dan sebagian pulau Sulawesi dan Papua.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Pangan Turun, RI Diramal Kembali Deflasi di Juni