Israel-Iran Gencatan Senjata, Khamenei-Trump Sibuk Buka 'Perang' Baru
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran kembali meningkat tajam setelah perang kata-kata pecah antara Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden AS Donald Trump. Perselisihan ini mencuat pascaserangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran selama konflik 12 hari antara Iran dan Israel yang berakhir dalam gencatan senjata rapuh.
Dalam sebuah unggahan di akun resmi X-nya, Khamenei menuduh Trump "berlebihan dalam membuat klaim untuk menutupi dan menyembunyikan kebenaran," merespons langsung pernyataan Trump yang menyebut AS telah "menghancurkan" fasilitas nuklir Iran. Khamenei juga membantah klaim Trump yang menyatakan telah "menyelamatkan nyawanya" selama konflik.
"Siapapun yang mendengar pernyataan itu akan memahami bahwa di balik permukaan kata-kata itu, ada kenyataan lain," tulis Khamenei dalam bahasa Farsi, sebagaimana dikutip Newsweek, Senin (30/6/2025). "Mereka gagal mencapai apapun."
Trump membalas lewat Truth Social dengan nada yang tidak kalah keras. Ia menyatakan bahwa dirinya "tidak menawarkan apapun kepada Iran" dan bahkan "tidak berbicara dengan pejabat Iran."
Komentar ini memperlihatkan sikap AS yang semakin keras terhadap Teheran di tengah jeda konflik yang belum stabil.
Trump juga membual bahwa ia tahu lokasi Khamenei saat itu dan sengaja menghentikan serangan yang bisa saja "mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat buruk dan memalukan." Ia menyindir, "Dia tidak perlu mengucapkan 'Terima kasih, Presiden Trump!'"
Pertukaran sindiran ini terjadi setelah gencatan senjata antara Iran dan Israel yang dimediasi AS, usai konflik militer selama hampir dua pekan. Dalam periode itu, AS meluncurkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran, yang menjadi eskalasi paling serius dalam sejarah terbaru konflik regional.
Hingga kini, efektivitas serangan tersebut masih diperdebatkan di kedua kubu. Beberapa pejabat AS mengeklaim program nuklir Iran mengalami kerusakan signifikan, sementara lainnya meragukan dampaknya.
Iran sendiri secara terbuka mengecilkan kerusakan, namun pernyataan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengisyaratkan bahwa serangan AS dan Israel memang menimbulkan kerusakan serius.
Sebelumnya, dalam pernyataan video pada Kamis lalu, Khamenei menyatakan bahwa Iran telah memberikan "tamparan keras" kepada AS, dan menegaskan bahwa Israel akan "hancur total" jika bukan karena intervensi Amerika.
Pernyataan itu memicu respons cepat dari Trump yang menegaskan bahwa dialah yang mencegah serangan lebih besar dari Israel ke Iran dan bahkan melindungi Khamenei dari serangan langsung.
(luc/luc)