Selain China, Negara Ini Biang Kerok Harga Kelapa Parut RI Meledak
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman buka-bukaan soal penyebab harga kelapa mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Meningginya harga kelapa menurutnya disebabkan karena permintaan dari luar negeri meningkat tajam dan adanya pola pergeseran konsumsi di China dan India.
"Ada pergeseran konsumsi di beberapa negara, membuat permintaan kelapa meningkat, kita ekspor kelapa ke beberapa negara seperti China dan India," kata Amran dalam paparannya di acara Hari Krida Pertanian di Gedung Kementerian Pertanian, Senin (30/6/2025).
"Di China dan India, dulu masyarakat minum susu, sekarang mereka bergeser ke kelapa santan," tambah Amran.
Meski ada kenaikan harga kelapa di tingkat konsumen dalam negeri, tetapi harga kelapa di Indonesia masih terbilang murah. Amran membeberkan harga kelapa di luar negeri bisa mencapai Rp 145.000 per buah, berbanding jauh dengan di Indonesia yang berkisar Rp 6.000 - Rp 10.000 per buah.
"Di luar Indonesia, ada harganya yang mencapai Rp 145.000 per buah. Sekarang di Indonesia harga ekspor kelapa naik Rp 6.000 - Rp10.000 per buah," ujar Amran.
Bahkan, Ia diminta untuk menghentikan ekspor kelapa. Namun Amran menyelak demi mensejahterakan para petani kelapa.
"Kami diminta, rapat dengan Menteri, Pak Mentan, kalau bisa menurunkan ekspor. Kenapa? Industri di dalam negeri tidak dapat. Beri kesempatan rakyat untuk kaya, petani kelapa kaya. Ini baru pertama dinikmati, ada lagi mau potong. Jangan, biarkan ekspor. Biarkan mereka sejahtera," ungkapnya lagi.
Amran menambahkan pihaknya akan membangun industri terkait kelapa agar masyarakat Indonesia dapat menikmati kelapa yang murah ditambah ekspor kelapa tetap berlanjut.
"Doakan, kami diperintah Bapak Presiden (Prabowo), kita akan membangun industri, kita lakukan hilirisasi," pungkasnya.
(chd/wur)