Prabowo Bakal Ketiban Durian Runtuh Rp 481,55 T dari Proyek Jumbo Ini

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Senin, 30/06/2025 09:46 WIB
Foto: Presiden Prabowo Sbuianto menyampaikan sambutan dalam acara goundbreaking ekosistem industri kendaraan listrik terintegrasi di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). (YouTube/Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto membeberkan bahwa Indonesia bisa mendapatkan 'durian runtuh' dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi yang saat ini mulai dibangun.

Presiden Prabowo mengungkapkan, jika ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi dari hulu-hilir tersebut beroperasi, maka Indonesia bisa mendapatkan nilai tambah ekonomi mencapai mencapai US$ 48 miliar atau setara Rp 481,55 triliun (asumsi kurs Rp 16.282 per US$).

Seperti diketahui, Presiden Prabowo pada Minggu (29/06/2025) baru saja meresmikan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di kawasan Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC), Karawang, Jawa Barat. Proyek ekosistem baterai EV ini disebut sebagai proyek ekosistem baterai EV terbesar di Asia.


"Jadi memang tadi saya katakan proyek ini adalah proyek terobosan dan sebagaimana tadi dilaporkan dengan investasi US$ 5,9-6 miliar akan menghasilkan nilai diperkirakan US$ 48 miliar, jadi 8 kali nilai tambahnya," katanya saat meresmikan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) terbesar di Asia, di Karawang, Jawa Barat, dikutip Senin (30/6/2025).

Dia menegaskan, nilai tambah tersebut bisa dinikmati pula oleh daerah, khususnya Maluku Utara, lokasi sebagian besar ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi yang diklaim terbesar di Asia tersebut.

"Dengan nilai tambah yang sekian tidak hanya Maluku Utara yang akan kita percepat pembangunannya tapi provinsi-provinsi lain akan menikmatinya. Seluruh bangsa akan menikmatinya," tegasnya.

Adapun proyek ekosistem baterai EV tersebut dioperasikan oleh PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan perusahaan asal China yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) yang merupakan perusahaan patungan dari CATL, Brunp dan Lygend.

Ekosistem Baterai EV Terintegrasi

Proyek tersebut terdiri dari total enam usaha patungan (Joint Venture/JV), mulai dari proyek hulu hingga hilir. Detailnya, JV satu hingga tiga merupakan ekosistem baterai di sisi hulu. Sedangkan, JV empat hingga enam merupakan ekosistem baterai di sisi hilir.

Hulu:

JV 1: Proyek pertambangan nikel PT Sumberdaya Arindo (SDA) kapasitas produksi nikel saprolite 7,8 juta wet metric ton (wmt) dan limonite 6 juta wmt, total 13,8 juta wmt dengan porsi kepemilikan saham PT Antam sebesar 51% dan CBL sebesar 49%. Proyek ini sudah mulai berproduksi sejak tahun 2023 lalu.

JV 2: Proyek fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter nikel) jenis Rotary Kiln Electric Furnace(RKEF) PT Feni Haltim (FHT) kapasitas 88 ribu ton refined nickel alloy per tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 60% dan PT Antam sebesar 40%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2027 mendatang.

JV 3: Proyek fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter nikel) jenis High Pressure Acid Leaching (HPAL) PT Nickel Cobalt Halmahera (HPAL JVCO) kapasitas 55 ribu ton MHP per tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT Antam sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2028 mendatang.

Hilir:

JV 4: Proyek material baterai yang akan memproduksi bahan katoda, kobalt sulfat, dan prekursor terner kapasitas 30 ribu ton Li-hydroxide berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara dengan porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT IBC sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2028 mendatang.

JV 5: Proyek sel baterai PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB) berlokasi di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC). Proyek ini terbagi menjadi fase 1 dengan kapasitas 6,9 GWh/tahun dan fase 2 kapasitas 8,1 GWh/tahun, total kapasitas 15 GWh/tahun. Adapun, porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT IBC sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2026 mendatang untuk fase 1, dan pada tahun 2028 mendatang untuk fase 2.

JV 6: Proyek daur ulang baterai berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kapasitas 20 ribu ton logam/tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 60% dan PT IBC sebesar 40%. Proyek ini ditargetkan tahun 2031 mendatang.


(wia/wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video:Rusia Serang Ukraina-Prabowo Resmikan Proyek Baterai EV Terbesar