
Terbongkar! AS Diam-Diam Jual Ribuan Rudal ke Iran Lewat Tangan Israel

Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) yang secara terbuka memusuhi Iran justru terbukti menjual senjata ke negara tersebut. Transaksi ini berlangsung secara diam-diam melalui Israel, sekutu dekat AS yang juga berseteru dengan Iran.
Inilah yang terjadi dalam skandal Iran-Contra tahun 1986 silam. Kasus ini menunjukkan apa yang tampak di medan pertempuran belum tentu mencerminkan kenyataan di balik layar. Kadang, pihak yang terlihat bermusuhan justru menjalin kerja sama tersembunyi demi kepentingan tertentu.
Supaya Tetap Cuan
Sejak Revolusi Iran 1979, hubungan AS-Iran memburuk drastis. Ketegangan memuncak setelah Mohammad Reza Pahlevi (1941-1979) digulingkan dan sekelompok mahasiswa menyerbu Kedutaan Besar AS di Teheran lalu menyandera 52 staf.
Akibatnya, AS memutuskan hubungan diplomatik dan menjatuhkan embargo total, termasuk penghentian pengiriman senjata.
Namun, arah kebijakan mulai bergeser ketika kepemimpinan berpindah dari Presiden Jimmy Carter (1977-1981) ke Ronald Reagan tahun 1981. Di bawah Reagan (1981-1989), Washington mulai mencari cara terselubung untuk kembali menjalin kontak dengan Iran.
Sebab, AS berada dalam kondisi sulit. Tahun 1982, terjadi kebuntuan negosiasi pelepasan sandera WN AS oleh Hizbullah yang didukung Iran. Di sisi lain, jika Iran terus ditekan, ada kekhawatiran negara itu akan berpaling ke Uni Soviet dan masuk blok komunis.
Selain itu, AS juga dirugikan karena senjata buatan mereka tetap mengalir ke Iran secara ilegal, tanpa bisa dikendalikan.
"Para pejabat Reagan menghadapi kerumitan dalam merumuskan strategi yang berhasil untuk menangani masalah-masalah kontemporer, tetapi juga dihadapkan pada warisan yang menyakitkan bagi ingatan nasional," ungkap Robert Bussy dalam Reagan and the Iran-Contra Affair (1999: 56).
Dari situ muncul rencana berani, yakni menjual senjata secara diam-diam ke Iran. Langkah ini dianggap menguntungkan karena Iran sedang terlibat dalam perang melawan Irak (1980-1988). Dengan demikian, AS bisa menjalin hubungan dan meraup keuntungan dari konflik.
Lewat Tangan Israel
Akibat tak bisa berdagang secara terang-terangan, AS memanfaatkan mitra strategisnya di Timur Tengah, yakni Israel sebagai perantara.
PM Israel, Menachem Begin (1977-1983), langsung menerima tawaran AS. Meski secara terbuka berkonflik dengan Iran, Israel melihat peluang lain dari kerja sama ini.
Sejak Revolusi Islam 1979, Israel ingin melobi Iran supaya memperbolehkan kembali aktivitas Zionisme. Sebab, usai terjadi pelarangan, komunitas Yahudi-Iran berada dalam posisi terancam dan statusnya di mata hukum menjadi terbatas.
Namun, upaya lobi tak pernah bisa dilakukan. Hingga akhirnya, menurut Alessandra Cecolin dalam Iranian Jews in Israel (2015), peluang tersebut dimanfaatkan Israel untuk melakukan lobi informal demi memindahkan warga Yahudi dari Iran ke Israel.
"Meskipun emigrasi Yahudi-Iran ke Israel tergolong ilegal, hal ini kemudian menjadi bagian dari negosiasi informal antara Khomeini dan Begin," tulis Alessandra Cecolin.
Pada awal 1985, operasi penjualan senjata mulai dijalankan. AS melalui Israel mengirim senjata ke Iran. Israel pun memulai pemindahan warga Yahudi. Washington awalnya mengirim 500 rudal dan melonjak menjadi ribuan rudal dalam kurang dari enam bulan.
Dari transaksi ini, AS meraup keuntungan hingga US$48 juta. Namun, dana tersebut tak masuk ke kas negara, tetapi dialihkan secara rahasia untuk mendanai perlawanan kelompok Contra melawan rezim pro-komunisme di Nikaragua, Amerika Tengah.
Terbongkar
Selama operasi rahasia berlangsung, Iran-Israel-AS tampak saling bermusuhan di mata publik. Berkat rudal AS, Iran makin leluasa menghajar Irak. Lalu Israel berhasil menyelamatkan ribuan Yahudi dari Iran. AS pun sukses membuat Contra di atas angin.
Hingga akhirnya, semua terbongkar pada November 1986. Seorang pilot kelompok Contra ditawan dan buka suara soal keterlibatan pemerintah AS.
Dari situ, benang merah mulai terurai dan menguak fakta lebih besar, yakni AS diam-diam menjual senjata ke Iran yang hasil penjualannya digunakan untuk membiayai perlawanan anti-komunis di Nikaragua.
New York Times (25 November 1986) memberitakan, kasus ini seketika menjadi skandal besar di AS. Sebab, operasi rahasia bertolak belakang dengan sikap resmi AS yang memutus hubungan dengan Iran, yang disebut pendukung terorisme.
Begitu pula dengan Israel, yang secara terbuka memusuhi Iran, tapi di balik layar justru ikut mendukungnya. Dalam konferensi pers pada 19 November 1986, Reagan mengakui operasi rahasia dan mencoba meredam skandal ini dengan mengatakan:
"18 bulan lalu, pemerintahan memulai inisiatif rahasia untuk Republik Islam Iran. Tujuan kami ada empat: mengganti hubungan permusuhan, mengakhiri perang Irak-Iran lewat negosiasi, mengakhiri terorisme, dan membebaskan sandera," jelas Reagan.
Kongres AS segera membentuk tim investigasi. Sejumlah pejabat tinggi dijatuhi hukuman. Namun, Reagan sendiri dinyatakan tak bersalah dan tetap menyelesaikan masa jabatannya.
Pada akhirnya, kejadian yang disebut Skandal Iran-Contra ini menjadi bukti bahwa di balik perang dan permusuhan, bisa saja terjadi kesepakatan senyap yang hanya diketahui segelintir orang.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ledakan Besar Guncang Iran Saat Negosiasi Nuklir, Korban Bergeletakan
