Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Bisa Tercapai Minggu Depan

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Sabtu, 28/06/2025 07:35 WIB
Foto: REUTERS/Mahmoud Issa

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas bisa saja tercapai dalam waktu dekat, bahkan dalam satu minggu ke depan. Hal ini disampaikan Trump dalam pernyataan kepada media, menegaskan bahwa pihaknya melihat peluang besar bagi tercapainya kesepakatan damai sementara.

"Saya pikir kita hampir sampai," ujar Trump, dikutip dari CBS News, dikutip Sabtu (28/6/2025).

Ia melanjutkan dengan menyatakan keyakinannya bahwa pekan depan dapat mencapai kesepakatan.


Sejak beberapa pekan terakhir, Gedung Putih gencar mendorong solusi damai atas konflik berkepanjangan di Gaza yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa. Salah satu upaya yang menonjol adalah proposal gencatan senjata selama 50 hingga 60 hari yang diajukan utusan Timur Tengah Presiden Trump, Steve Witkoff, pada akhir Mei lalu.

Dalam proposal itu, Hamas diminta untuk membebaskan 10 sandera yang masih hidup dan menyerahkan jenazah 18 orang lainnya. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 125 narapidana seumur hidup, 1.111 tahanan Palestina, serta 180 jenazah tahanan.

Pemerintah Israel dikabarkan menyetujui kesepakatan tersebut. Namun, Hamas hanya merespons dengan berbagai catatan dan amandemen, yang kemudian dinilai oleh Witkoff tidak dapat diterima. Kebuntuan ini membuat pembicaraan sempat mandek, namun Trump tetap optimis bahwa titik temu bisa ditemukan dalam waktu dekat.

Agresi Israel di Gaza bermula pada 7 Oktober 2023, usai Hamas melancarkan serangan ke wilayah selatan Israel dan menewaskan sekitar 1.200 orang, serta menculik lebih dari 250 sandera. Israel merespons dengan serangan udara dan darat besar-besaran ke Gaza, yang menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, telah menewaskan lebih dari 56.000 orang hingga saat ini. Beberapa jeda kemanusiaan sempat disepakati sejak awal 2025, namun tidak berlangsung lama dan pertempuran kembali berlanjut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus ditekan oleh keluarga sandera untuk segera mencapai kesepakatan. Namun, ia tetap berpegang pada sikap bahwa perang tidak akan berakhir sebelum Hamas dilumpuhkan. Netanyahu membuka kemungkinan adanya jeda sementara, tetapi hanya untuk kepentingan pembebasan sandera, bukan penghentian permanen operasi militer.

Di tengah konflik yang terus memanas, bantuan kemanusiaan mulai disalurkan kembali melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah badan yang didukung oleh AS dan Israel. Distribusi bantuan ini sempat menuai kontroversi karena adanya insiden penembakan di sekitar lokasi pembagian makanan. Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, menyebut lokasi itu sebagai "jebakan maut", meskipun pihak penyelenggara membantah tuduhan tersebut. Trump sendiri menilai sistem distribusi saat ini "berfungsi cukup baik."

Sementara itu, gencatan senjata terpisah antara Israel dan Iran yang diumumkan awal pekan ini dilaporkan masih berlangsung stabil, mengakhiri lebih dari satu pekan ketegangan antara dua negara tersebut.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Netanyahu Klaim Bunuh Bos Hamas Mohammed Sinwar