Efek Perang Dagang Nyata: Nike Pangkas Produksi di China
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa produsen alas kaki, Nike, mengatakan akan memangkas ketergantungannya pada produksi di Tiongkok untuk pasar Amerika Serikat (AS), sebagai upaya untuk mengurangi dampak tarif impor AS.
Perusahaan memperkirakan penurunan pendapatan kuartal pertama yang lebih kecil dari perkiraan pasar, membuat sahamnya naik 11% dalam perdagangan lanjutan.
Melansir Reuters, Jumat (27/6/2025), tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump atas impor dari mitra dagang utama dapat menambah sekitar US$ 1 miliar pada biaya Nike. Hal itu diungkapkan eksekutif perusahaan dalam earnings call, setelah raksasa pakaian olahraga itu melampaui estimasi untuk hasil kuartal keempat.
Menurut Kepala Keuangan Nike, Matthew Friend, Tiongkok menyumbang sekitar 16% dari sepatu yang diimpor Nike ke Amerika Serikat. Sementara itu, Negeri Tirai Bambu itu menjadi sasaran kenaikan tarif terbesar yang diberlakukan Trump.
Namun, Nike bermaksud memangkas angka tersebut ke "kisaran persentase satu digit yang tinggi" pada akhir Mei 2026 karena perusahaan tersebut telah mengalokasikan kembali produksi China ke negara lain.
"Kami akan mengoptimalkan campuran sumber daya kami dan mengalokasikan produksi secara berbeda di berbagai negara untuk mengurangi hambatan biaya baru ke Amerika Serikat," katanya saat earnings call, dikutip dari Reuters, Jumat (27/6/2025).
Barang konsumen merupakan salah satu sektor yang paling terdampak oleh sengketa tarif antara dua ekonomi terbesar di dunia. Tetapi para eksekutif Nike mengatakan bahwa mereka fokus untuk memangkas kesulitan finansial.
Friend menyebut Nike akan "mengevaluasi" pengurangan biaya perusahaan untuk mengatasi dampak tarif. Perusahaan tersebut juga telah mengumumkan kenaikan harga untuk beberapa produk di AS.
"Dampak tarif tersebut signifikan. Namun, saya perkirakan pihak lain dalam industri pakaian olahraga juga akan menaikkan harga, jadi Nike mungkin tidak akan kehilangan banyak pangsa di AS," kata David Swartz, analis di Morningstar Research.
Strategi CEO Nike, Elliott Hill untuk memfokuskan inovasi produk dan pemasaran di seputar olahraga mulai menunjukkan hasil. Itu ditandai dengan produk kategori lari kembali tumbuh pada kuartal keempat setelah beberapa kuartal melemah.
Setelah kehilangan pangsa pasar lari yang tumbuh cepat, Nike telah berinvestasi besar-besaran pada sepatu lari seperti Pegasus dan Vomero, sambil mengurangi produksi sepatu kets seperti Air Force 1.
Nike memperkirakan pendapatan kuartal pertama akan turun di pertengahan satu digit, sedikit lebih baik dari ekspektasi analis sebesar 7,3%.
Penjualan kuartal keempatnya turun 12% menjadi US$11,10 miliar, tetapi masih mengalahkan estimasi penurunan 14,9% menjadi US$10,72 miliar.
(wia)