FOTO Internasional

Potret Selat Hormuz Iran, Jalur Laut Paling Vital Dunia!

Reuters, CNBC Indonesia
Jumat, 27/06/2025 07:40 WIB

Iran telah memutuskan untuk menutup Selat Hormuz seiring dengan memanasnya konflik dengan Israel, ditambah dengan keterlibatan Amerika Serikat (AS).

1/7 FOTO FILE: Pemandangan udara pantai Iran dan pulau Qeshm di selat Hormuz, 10 Desember 2023. REUTERS/Stringer/Foto File

FOTO FILE: Pemandangan udara pantai Iran dan pulau Qeshm di selat Hormuz. Keterlibatan langsung AS dalam perang udara antara Iran dan Israel membuat para investor khawatir tentang Selat Hormuz, jalur perairan sempit antara Iran dan Oman, yang dilalui oleh sekitar 18 juta hingga 19 juta barel minyak mentah dan bahan bakar per hari (bpd), hampir seperlima dari konsumsi global.  REUTERS/Stringer/Foto File

2/7 FOTO FILE: Pemandangan udara pantai Iran dan pulau Qeshm di selat Hormuz, 10 Desember 2023. REUTERS/Stringer/Foto File

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Periode 2016-2019 Arcandra Tahar mengungkapkan rencana penutupan Selat Hormuz akan berdampak pada pasokan minyak mentah ke Indonesia. REUTERS/Stringer/Foto File

3/7 FOTO FILE: Pemandangan udara pantai Iran dan pulau Qeshm di selat Hormuz, 10 Desember 2023. REUTERS/Stringer/Foto File

Pasalnya, Arcandra menyebutkan, Indonesia mengimpor minyak mentah sekitar 200.000 barel per hari (bph) melalui Selat Hormuz, dalam lima tahun terakhir. "Yang kita harus lihat adalah, ini berapa besar sih impor kita dari kawasan yang melewati Selat Hormuz. Yang berpengaruh kan itu. Kalau saya lihat data beberapa tahun ya, 2020, 2021, 2022, 2023, itu antara 150 ribu sampai 200 ribu barrels per day," paparnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Jumat (27/6/2025).  REUTERS/Stringer/Foto File

4/7 FOTO FILE: Pemandangan udara pantai Iran dan pulau Qeshm di selat Hormuz, 10 Desember 2023. REUTERS/Stringer/Foto File

Impor minyak melalui Selat Hormuz ini terutama karena Indonesia membeli minyak mentah hingga Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari negara-negara jazirah Arab, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, dan lainnya. REUTERS/Stringer/Foto File

5/7 FOTO FILE: Pemandangan udara pantai Iran dan pulau Qeshm di selat Hormuz, 10 Desember 2023. REUTERS/Stringer/Foto File

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi sepanjang 2024 tercatat mencapai 3,43 juta ton dengan nilai mencapai US$ 2,05 miliar. Selain minyak mentah, Indonesia juga mengimpor produk BBM dan LPG dari Arab. Pada 2024, Indonesia tercatat mengimpor produk BBM dari Arab Saudi sebesar 1,18 juta ton dengan nilai US$ 825 juta. Sementara impor liquefied propane dan butane atau LPG mencapai 612,53 ribu ton atau senilai US$ 381,82 juta. REUTERS/Stringer/Foto File

6/7 FOTO FILE: Pemandangan udara pantai Iran dan pulau Qeshm di selat Hormuz, 10 Desember 2023. REUTERS/Stringer/Foto File

Dari Kuwait, Indonesia mengimpor LPG 398,36 ribu ton dengan nilai US$ 243,13 juta. Sementara dari Uni Emirat Arab (UEA), Indonesia mengimpor produk BBM sebesar 964,59 ribu ton dengan nilai US$ 691,17 juta. Lalu, impor LPG dari UEA sebesar 639,8 ribu ton dengan nilai US$ 385,02 juta. REUTERS/Stringer/Foto File

7/7 FOTO FILE: Pemandangan udara pantai Iran dan pulau Qeshm di selat Hormuz, 10 Desember 2023. REUTERS/Stringer/Foto File

Begitu juga dari Qatar, RI mengimpor LPG 740,35 ribu ton dengan nilai US$ 403,54 juta, dan impor produk BBM 124,59 ribu ton dengan nilai US$ 124,06 juta sepanjang 2024. REUTERS/Stringer/Foto File