RI Cs Kini Dilanda 'Tech Winter', Begini Analisa SBY!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
26 June 2025 14:15
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia. (CNBC Indonesia TV)
Foto: Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia. (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membeberkan cara supaya kawasan ASEAN lepas dari fenomena tech winter. Fenomena itu menggambarkan perlambatan dalam industri teknologi baik dari sisi investasi maupun operasi bisnisnya.

"Tak diragukan lagi Asia Tenggara saat ini sedang mengalami tech winter," kata SBY, pada acara Asia Economic Sumit, di The St. Regis Hotel, Jakarta, Kamis (26/6/2025).

"10 tahun lalu investor global mengalirkan modal ke perusahaan teknologi di regional, menunjukkan pertumbuhan eksponensial seperti yang terjadi di China," sambungnya.

Namun selain Vietnam, menurutnya pertumbuhan daya beli dan konsumsi sektor digital di negara-negara ASEAN belum memenuhi ekspektasi. Meski secara jangka panjang masih menujukan prospek baik, jika negara-negara ASEAN mengambil langkah yang benar.

"Menurut saya Asia Tenggara harus menyadari bahwa pertama, dalam masa depan yang dapat diperkirakan, kita akan lebih banyak menjadi konsumen dari kecerdasan buatan dari pada menjadi penciptanya. Itu bukan sebuah kemelahan, tapi bisa dilihat sebagai tahapan dalam pengembangan ," kata SBY.

Untuk itu kerja sama antar negara ASEAN perlu ditingkatkan. Menurut SBY, masih banyak sektor lain yang bisa dikembangkan supaya bisa membuka potensi penuh negara di kawasan ASEAN. Seperti infrastuktur ketenagalistrikan, melihat pengembangan kecerdasan buatan juga membutuhkan banyak energi.

"Pembangkit listrik ramah lingkungan harus menjadi bagian dari strategi kita," katanya.

Selain itu banyak juga sektor lainnya yang membutuhkan kecerdasan buatan yang bisa dikembangkan. Seperti kesehatan, pertanian, keanekaragaman hayati, manufaktur canggih.

"Dari sini lah peningkatan produktivitas, daya saing ekonomi dan relevansi regional dapat muncul. Singkatnya teknologi bukanlah takdir, teknologi adalah alat dan kita harus menggunakannya dengan bijak, inklusif, dan berkelanjutan," katanya.

Untuk itu dia menyarankan agar kerja sama antar negara ASEAN dapat dilakukan lebih pada beberapa bidang. Seperti di bidang ketahanan pangan dan energi, infrastruktur, konektivitas digital, mobilitas tenaga kerja, pendidikan, rantai pasok hingga perjanjian dagang.


(emy/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Antar Kepulangan Sekjen Partai Komunis Vietnam di Lanud Halim

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular