Internasional

Bukan AS! Negara Arab Ini Jadi 'Pemenang' Perang Israel-Iran

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
25 June 2025 13:45
US Secretary of State Antony Blinken meets with GCC Foreign Ministers at the GCC Secretariat in Riyadh on June 7, 2023. (Photo by Fayez Nureldine / AFP)
Foto: Pertemuan Dewan Kerja Sama Negara Teluk di Riyadh, Kamis (8/6/2023). (AFP/FAYEZ NURELDINE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara Teluk yang memiliki hubungan kuat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kini tampil sebagai pemenang dari perang antara Israel dan Iran. Hal ini dibuktikan dari kekuatan mereka yang akhirnya berhasil memengaruhi Washington, Teheran, bahkan Tel Aviv.

Negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA) semakin memposisikan diri mereka sebagai pemain kunci baik secara diplomatik maupun sebagai pusat ekonomi di kawasan di mana perebutan kekuasaan juga melibatkan Iran, Israel, dan anggota NATO, Turki. Riyadh, Doha, dan Abu Dhabi berhasil memainkan peran untuk membujuk semua pihak untuk berhenti bereskalasi.

Neil Quilliam, Associate Fellow di Program Timur Tengah dan Afrika Utara di Chatham House, mengatakan kepada Newsweek bahwa keberhasilan ini tak lepas dari pendekatan modern mereka. Hal ini kemudian membuat mereka berkaitan erat dengan negara-negara besar seperti AS, China, dan Rusia.

"Negara-negara Teluk telah menjadi pusat gravitasi di kawasan dan telah muncul sebagai pusat kekuatan global secara kolektif dan individual, diakui bukan hanya karena uang yang mereka miliki tetapi juga karena para sahabat dan aktivitas diplomatik yang bergema sangat baik di ibu kota dunia, dari Beijing hingga Moskow," tuturnya kepada Newsweek.

"Lebih jauh lagi, mereka telah merangkul transnasionalisme dan itu menempatkan mereka dalam posisi yang baik dengan pemerintahan Trump dan meninggalkan negara-negara tradisional, seperti Mesir dan Yordania, di latar belakang."

Peran Qatar

Peran negara-negara Teluk dalam diplomasi perang tidak dapat dicontohkan dengan lebih baik daripada Qatar, yang pangkalan udaranya di AS menjadi sasaran tembakan rudal Iran sebagai balasan atas pengeboman Washington terhadap situs nuklir Iran. 

"Tidak mengherankan mengingat kekuatan hubungan antara Qatar dan Iran bahwa Doha mampu membantu merundingkan gencatan senjata antara Teheran dan Tel Aviv," tambah Quilliam.

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengutuk serangan rudal Iran tetapi berkata: "Iran adalah negara tetangga, dan rakyat Iran adalah orang-orang yang bersahabat. Kami berharap dapat membangun pemahaman yang jelas dan solid yang memastikan insiden seperti itu tidak terulang."

Iran juga mencoba untuk mengecilkan serangannya sendiri. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baqaei mengatakan: "Tindakan membela diri ini tidak ada hubungannya dengan tetangga kami yang bersahabat, Qatar, karena kami menikmati hubungan yang sangat baik dan mendalam."

Ancaman yang Hilang

Negara-negara Teluk, bersama dengan Mesir, juga kritis terhadap serangan Israel dan AS terhadap Iran. Walau begitu, selama beberapa dekade, mereka melihat Iran telah melakukan campur tangan yang merusak dalam urusan Arab.

Maka itu, Profesor Ilmu Politik di Uni Emirat Arab, Abdulkhaleq Abdulla, menyebutkan bahwa nuklir Iran, pangkalan misil, dan kekuatan proksinya di kawasan tersebut dilaporkan telah rusak parah akibat konflik, yang secara tidak langsung menguntungkan tetangga-tetangga Arabnya.

"Dalam banyak hal, kita melihat berakhirnya kekaisaran Iran, kehilangan sebagian besar daya tawarnya. Tanpa proksi, rudal, dan kekuatan nuklir yang kuat, Iran lemah dan itu bagus untuk kawasan yang belum pernah kita lihat selama 45 tahun terakhir," katanya.

Meski begitu, sebuah pertanyaan besar yang kini mengemuka adalah seputar hubungan antara Negara-negara Teluk dan Israel. UEA, bersama dengan Bahrain, adalah penandatangan Perjanjian Abraham (Abraham Accords) dengan Israel. 

"Bangkitnya 'kekaisaran' Israel juga tidak baik untuk stabilitas kawasan," tambah Abdulla


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Muslim ini Larang Warganya Pakai Jilbab, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular