FOTO Internasional

Citra Satelit! Foto Nuklir Iran Diklaim AS Hancur Tapi Dibantah Intel

Reuters, CNBC Indonesia
Rabu, 25/06/2025 12:15 WIB

Serangan udara AS ke fasilitas nuklir Iran tidak berhasil menghancurkan kemampuan utama negara itu dalam memperkaya uranium. Ini terungkap dari data intel.

1/6 Gambar gabungan menunjukkan tampilan satelit dari pintu masuk terowongan ke Pusat Penelitian Teknologi Nuklir Isfahan sebelum dan sesudah terkena serangan udara AS di tengah konflik Iran-Israel, di Isfahan, Iran, 20 Juni 2025 (atas), dan 22 Juni 2025. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

Serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran tidak berhasil menghancurkan kemampuan utama negara itu dalam memperkaya uranium. Ini terungkap dari data intel. Berikut foto sebelum dan sesudah serangan AS, yang diumbar Presiden Donald Trump. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

2/6 Gambar gabungan menunjukkan tampilan satelit dari pintu masuk terowongan ke Pusat Penelitian Teknologi Nuklir Isfahan sebelum dan sesudah terkena serangan udara AS di tengah konflik Iran-Israel, di Isfahan, Iran, 20 Juni 2025 (atas), dan 22 Juni 2025. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

Citra satelit menunjukkan memang ada kawah serangan udara baru di sekeliling Fasilitas Pengayaan Bahan Bakar Fordow, di tengah konflik Iran-Israel, dekat Qom, Iran, 24 Juni 2025. Namun meski Trump mengklaim Fordow sudah lenyap, area itu masih ada. Iran malah menyebut tak ada ledakan besar di bunker nuklir di perut pegunungan tersebut. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

3/6 Gambar gabungan menunjukkan tampilan satelit dari pintu masuk terowongan ke Pusat Penelitian Teknologi Nuklir Isfahan sebelum dan sesudah terkena serangan udara AS di tengah konflik Iran-Israel, di Isfahan, Iran, 20 Juni 2025 (atas), dan 22 Juni 2025. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

Secara rinci, tiga sumber yang mengetahui laporan menyebutkan sebenarnya ada serangan, tapi dampaknya bersifat sementara. Program nuklir Iran kemungkinan hanya tertunda satu hingga dua bulan.(Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

4/6 Gambar gabungan menunjukkan tampilan satelit dari pintu masuk terowongan ke Pusat Penelitian Teknologi Nuklir Isfahan sebelum dan sesudah terkena serangan udara AS di tengah konflik Iran-Israel, di Isfahan, Iran, 20 Juni 2025 (atas), dan 22 Juni 2025. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

Ini adalah pemandangan satelit gedung-gedung di Universitas Shahid Rajaee sebelum dan sesudah terkena serangan udara di tengah konflik Iran-Israel, di Teheran, Iran, 14 Juni 2025 (atas) dan 20 Juni 2025. Wilayah ini juga pusat pengembangan nuklir Iran. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

5/6 Gambar gabungan menunjukkan tampilan satelit dari pintu masuk terowongan ke Pusat Penelitian Teknologi Nuklir Isfahan sebelum dan sesudah terkena serangan udara AS di tengah konflik Iran-Israel, di Isfahan, Iran, 20 Juni 2025 (atas), dan 22 Juni 2025. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

Citra satelit menunjukkan kawah-kawah bekas serangan udara yang tertutup tanah di Fasilitas Pengayaan Natanz, menyusul serangan udara AS di tengah konflik Iran-Israel, di Daerah Natanz, Iran, 24 Juni 2025. Tapi sama seperti dua yang lain, pengembangan uranium Iran diyakini masih berjalan. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

6/6 Gambar gabungan menunjukkan tampilan satelit dari pintu masuk terowongan ke Pusat Penelitian Teknologi Nuklir Isfahan sebelum dan sesudah terkena serangan udara AS di tengah konflik Iran-Israel, di Isfahan, Iran, 20 Juni 2025 (atas), dan 22 Juni 2025. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

"Stok uranium yang diperkaya tidak tersentuh, dan kapasitas pengayaan masih ada," ungkap salah satu sumber, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena sensitivitas informasi. Penilaian tersebut bertentangan langsung dengan klaim PTrump yang sebelumnya menyatakan bahwa "program nuklir Iran telah dihancurkan". Meski begitu Gedung Putih menyebut laporan intelijen itu "salah besar" dan tetap menegaskan bahwa serangan udara berhasil melemahkan kapasitas nuklir Iran. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)