Internasional

Gagal! Data Intelijen Ungkap Serangan AS Tak Lumpuhkan Nuklir Iran

tfa, CNBC Indonesia
25 June 2025 07:00
Gambar satelit yang diambil pada Minggu (22/6) menunjukkan dampak serangan udara Amerika Serikat terhadap situs nuklir Iran di Isfahan dan Natanz. (via REUTERS/MAXAR TECHNOLOGIES)
Foto: Gambar satelit yang diambil pada Minggu (22/6) menunjukkan dampak serangan udara Amerika Serikat terhadap situs nuklir Iran di Isfahan dan Natanz. (via REUTERS/MAXAR TECHNOLOGIES)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran tidak berhasil menghancurkan kemampuan utama negara itu dalam memperkaya uranium. Ini terungkap dari penilaian awal yang disusun oleh Badan Intelijen Pertahanan (DIA).

Melansir Reuters pada Rabu (25/6/2025), tiga sumber yang mengetahui laporan tersebut menyebutkan bahwa dampaknya bersifat sementara. Program nuklir Iran kemungkinan hanya tertunda satu hingga dua bulan.

"Stok uranium yang diperkaya tidak tersentuh, dan kapasitas pengayaan masih ada," ungkap salah satu sumber, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena sensitivitas informasi.

Penilaian tersebut bertentangan langsung dengan klaim Presiden Donald Trump yang sebelumnya menyatakan bahwa "program nuklir Iran telah dihancurkan". Pernyataan Gedung Putih menyebut laporan intelijen itu "salah besar" dan tetap menegaskan bahwa serangan udara berhasil melemahkan kapasitas nuklir Iran.

Namun, dalam pernyataan kepada Dewan Keamanan PBB, pemerintah AS menyampaikan versi yang lebih moderat. "Serangan akhir pekan lalu telah melemahkan program nuklir Iran secara signifikan," kata Duta Besar AS untuk PBB, tanpa mengulangi klaim penghancuran total yang dibuat Trump.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa dalam 12 hari konflik, Israel telah "menghilangkan dua ancaman eksistensial", yakni nuklir Iran dan rudal balistik. "Kami tidak akan membiarkan Teheran membangun kembali ancamannya," ujar Netanyahu dalam pernyataan video resmi.

Sebagai informasi, Israel telah meluncurkan perang udara mendadak pada 13 Juni, menghantam situs-situs yang diduga digunakan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir, serta menewaskan komandan militer penting Iran. Iran membalas dengan serangan rudal ke beberapa kota di Israel.

Iran tetap menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai. "Kami tidak mengejar senjata nuklir. Pengayaan uranium kami untuk keperluan sipil dan medis," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam konferensi pers di Tehran.

Kini, setelah teguran keras dari Trump atas pelanggaran gencatan senjata, kedua negara mengisyaratkan bahwa pertempuran udara untuk sementara telah berhenti. Gencatan senjata diumumkan Trump mulai berlaku pada Selasa pukul 05.00 GMT waktu setempat, dengan peringatan keras terhadap pelanggaran lebih lanjut.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia di Ambang Perang Baru, AS Tantang Kekuatan Nuklir Timur Tengah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular