Internasional

Waspada 'Neraka Bocor' Hantam Jepang, Korban Tewas Mulai Berjatuhan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 June 2025 21:10
Pejalan kaki yang memegang payung berjalan di bawah sinar matahari di jalan ketika pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan sengatan panas di Tokyo dan prefektur lainnya, di Tokyo, Jepang pada 9 Juli 2024. (REUTERS/Issei Kato)
Foto: Pejalan kaki yang memegang payung berjalan di bawah sinar matahari di jalan ketika pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan sengatan panas di Tokyo dan prefektur lainnya, di Tokyo, Jepang pada 9 Juli 2024. (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Suhu ekstrem kembali melanda Jepang. Pemerintah Negeri Sakura pada Rabu (18/6/2025) mengeluarkan peringatan sengatan panas setelah temperatur melonjak hingga 34 derajat Celcius, memicu puluhan kasus darurat medis dan setidaknya tiga kematian di sejumlah wilayah.

Di Tokyo, suhu mencapai 34,4 derajat Celcius, menyebabkan sedikitnya 57 orang dilarikan ke rumah sakit akibat gejala terkait panas. Sehari sebelumnya, 169 orang mengalami kondisi serupa.

Badan Meteorologi Jepang mencatat rekor suhu tertinggi di 14 kota sepanjang Juni. Gelombang panas ini menambah kekhawatiran publik, menyusul musim panas terpanas sepanjang sejarah yang terjadi tahun lalu akibat perubahan iklim.

Sedikitnya tiga kematian terkait panas juga dilaporkan di wilayah lain dalam pekan ini. Pejabat kesehatan terus mengimbau masyarakat, terutama lanjut usia, untuk tetap berada di ruang ber-AC dan menjaga hidrasi.

"Saya tidak perlu minum banyak, cukup seteguk kecil di sana-sini. Itu penting," ujar Naoki Ito, warga Tokyo berusia 80 tahun, seperti dikutip AFP.

Warga lainnya, Junko Kobayashi (73), menunjukkan cara sederhana melawan panas. "Saya merendam syal ini di air lalu melingkarkannya di leher. Rasanya menyegarkan. Saya juga menggunakan payung khusus yang bisa memblokir panas," ujarnya.

Warga lansia diketahui menyumbang lebih dari 80% dari total kematian akibat sengatan panas di Jepang dalam lima tahun terakhir. Karena itu, otoritas kembali memperingatkan kelompok rentan untuk ekstra waspada.

Gelombang panas ini datang saat Jepang sedang mengalami lonjakan wisatawan. Pada Mei lalu, jumlah kunjungan asing naik 21% dibanding tahun sebelumnya.

"Cuacanya sangat menyengat," kata Jack Budd, turis asal Australia yang mengaku kesulitan menikmati kota Tokyo. "Anginnya pun panas, jadi kami berusaha terus mencari tempat berteduh."

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gelombang Panas Panggang China, Pemerintah Warning-Jam Kerja Dipangkas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular