RI Pelan-Pelan Tinggalkan Energi Fosil, AS Mengingkari

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
18 June 2025 17:20
Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya menyampaikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Update 2025 di Jakarta, Rabu (18/6/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya menyampaikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Update 2025 di Jakarta, Rabu (18/6/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya menyatakan bahwa Indonesia, perlahan akan meninggalkan energi fosil. Meskipun negara pengusung energi bersih seperti Amerika Serikat (AS) mengingkarinya.

Sebagaimana diketahui Dunia melalui Paris Agreement menyepakati untuk beralih ke energi baru terbarukan (EBT) dan meninggalkan energi kotor seperti batu bara.

"Karena pelan-pelan kita tinggalkan fosil tapi Amerika mengingkari, kita di DPR mendorong ini," ungkap Bambang Patijaya dalam Economic Update 2025 CNBC Indonesia, Rabu (18/6/2025).

Bambang menjelaskan, Indonesia masih komitmen untuk menggunakan energi bersih. Seperti contoh, pengembangan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Pasalnya, Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar di Dunia. Di mana, nikel merupakan bagian dari bahan baku pembuat baterai kendaraan listrik.

"Indonesia pemilik nikel, harus masuk ke dalam bagian bisnis energi storage. Karena ke depan bagaimana Paris Agreement komitmennya, perkembangan teknologi EV," terang Bambang.

Selain hilirisasi nikel, pemerintah dan DPR juga mendorong terciptanya hilirisasi batu bara.

"Kami dukung penuh pemerintah untuk memberikan nilai tambang untuk perekonomian kita," tegas Bambang.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hilirisasi Disebut-sebut Jadi Game Changers Indonesia Emas

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular