Tak Cuma Menambang, Harita Komitmen Jalankan Hilirisasi Terintegrasi

pgr, CNBC Indonesia
14 June 2025 08:37
Area Tambang, Smelter Feronikel dan HPAL Harita Nikel di Obi, Halmahera Selatan, Jumat (13/6/2025). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)
Foto: Area Tambang, Smelter Feronikel dan HPAL Harita Nikel di Obi, Halmahera Selatan, Jumat (13/6/2025). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)

Halmahera Selatan, CNBC Indonesia - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nikel) sudah menggelontorkan dana investasi yang besar untuk mengoperasikan pertambangannya di Wilayah Obi, Halmahera Selatan. Tak cuma untuk tambang, investasi itu juga untuk mendukung hilirisasi terintegrasi melalui pembangunan dua teknologi fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel (smelter), yakni Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leaching (HPAL).

Corporate Communications Superintendent Harita Nickel, Joseph Sinaga menyampaikan, total investasi yang sudah dikucurkan perusahaan hingga September 2024 lalu mencapai puluhan triliun. Dana investasi tersebut digunakan perusahaan untuk pengembangan pertambangan dan juga hilirisasi serta hal lainnya.

Sebagaimana diketahui, Harita Nikel merupakan perusahaan yang berkomitmen menjalankan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan hilirisasi di dalam negeri. Hal ini sebagai bentuk dukungan atas pelarangan eskpor bijih nikel ke luar negeri.

Sebagai gambaran, di tahun 2015, Harita Nikel mulai membangun smelter RKEF, dengan 4 lini produksi. Kemudian berlanjut pada tahun 2016, di mana perusahaan melakukan produksi perdana feronikel sebagai produk hilir dari nikel saprolit, diikuti oleh PT Halmahera Jaya Produks (HJF) pada tahun 2022, dengan 8 lini produksi.

Area Tambang, Smelter Feronikel dan HPAL Harita Nikel di Obi, Halmahera Selatan, Jumat (13/6/2025). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)Foto: Area Tambang, Smelter Feronikel dan HPAL Harita Nikel di Obi, Halmahera Selatan, Jumat (13/6/2025). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)
Area Tambang, Smelter Feronikel dan HPAL Harita Nikel di Obi, Halmahera Selatan, Jumat (13/6/2025). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)

Smelter ketiga, adalah milik PT Karunia Permai Sentosa (KPS), dalam tahap pertama konstruksi, dengan 4 lini produksi.

Tak berhenti di situ, di tahun 2019, Harita Nikel melanjutkan pembangunan smelter berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL). Lewat teknologi ini, Harita mampu memproduksi 55 ribu ton nikel sulfat dan 6.750 ton kobalt per tahun melalui hasil Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Canggihnya, produk ini merupakan hasil dari pengolahan nikel limonit, yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

"Fasilitas HPAL menjadi bukti kesiapan Indonesia masuk rantai pasok kendaraan listrik dunia," ujar Joseph Sinaga.

Pada tahun 2024 perusahaan melakukan produksi perdana MHP produksi PT Obi Nickel Cobalt (ONC) sebagai proyek HPAL kedua. Sebagai informasi, pada tahun 2010, perusahaan mulai melakukan kegiatan penambangan nikel di Pulau Obi melalui Izin Usaha Pertambangan oleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk dan pada tahun 2020, Pulau Obi menjadi proyek strategis nasional sebagai Kawasan Industri Obi.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harita Fokus Efisiensi Operasi, Cetak Laba Rp1,66 T di Kuartal I-2025

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular