Internasional

Eropa Bersiap Disapu Malapetaka, Negara Ini Beri Warning

luc, CNBC Indonesia
28 May 2025 17:30
Padang rumput terlihat retak akibat kekeringan selama suhu musim panas yang terik di musim semi di Ronda, Spanyol 27 April 2023. (REUTERS/Jon Nazca)
Foto: Padang rumput terlihat retak akibat kekeringan selama suhu musim panas yang terik di musim semi di Ronda, Spanyol 27 April 2023. (REUTERS/JON NAZCA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Spanyol tengah bersiap menghadapi gelombang panas ekstrem pekan ini, dengan suhu yang diperkirakan akan menjadi yang tertinggi untuk periode waktu ini sejak 1950.

Badan cuaca nasional Spanyol, AEMET, memperingatkan bahwa kondisi cuaca tidak biasa ini dipicu oleh "massa udara sangat panas dari Afrika Utara" yang membawa suhu layaknya bulan Juli ke Semenanjung Iberia.

Ruben del Campo, juru bicara AEMET, mengatakan bahwa suhu maksimum di beberapa wilayah akan mencapai lebih dari 10 derajat Celsius di atas rata-rata normal untuk akhir Mei, terutama di bagian utara, timur, dan selatan negara tersebut.

"Wilayah selatan seperti Andalusia akan mengalami suhu puncak sekitar 40 derajat Celsius (104 derajat Fahrenheit)," kata Del Campo, seraya menambahkan bahwa kemungkinan rekor suhu tertinggi sepanjang masa untuk bulan Mei bisa saja terjadi, dilansir AFP, Rabu (28/5/2025).

Dalam pernyataan di platform X, AEMET menyebut bahwa "hari-hari dari 29 Mei hingga 1 Juni bisa menjadi yang terpanas untuk tanggal-tanggal tersebut setidaknya sejak tahun 1950."

Peringatan ini menambah kekhawatiran di tengah krisis iklim yang kian parah. Para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim yang didorong oleh aktivitas manusia telah meningkatkan panjang, frekuensi, dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas.

Selama tiga tahun terakhir, Spanyol mencatat suhu tahunan tertinggi sepanjang sejarah, menandai tren pemanasan yang konsisten.

Negara ini juga sedang dalam proses pemulihan dari kekeringan panjang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, yang memperburuk dampak suhu tinggi terhadap sektor pertanian dan ketersediaan air.

AEMET belum mengeluarkan peringatan merah nasional, namun pihaknya telah meminta masyarakat untuk mengambil langkah perlindungan ekstra terhadap panas ekstrem, termasuk menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari, menjaga hidrasi, dan memperhatikan kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan.

Fenomena cuaca ekstrem seperti ini semakin menegaskan bahwa krisis iklim bukan lagi ancaman masa depan, melainkan realitas saat ini yang sudah mulai dirasakan oleh masyarakat dunia, termasuk di Eropa.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Asia Rugi Rp 32.600 Triliun Akibat Cuaca Ekstrem Dalam 32 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular