
RUPTL Baru Resmi Dirilis, 76% Tambahan Listrik RI dari Energi Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034.
Bahlil menyebut, dalam RUPTL 2025-2034 ini, mayoritas tambahan pembangkit listrik baru berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) dan juga penyimpanan (storage), yakni mencapai 76%.
Bahlil mengatakan, untuk mewujudkan RUPTL tersebut, ke depan Indonesia membutuhkan tambahan pembangkit listrik baru secara total 69,5 Giga Watt (GW). Adapun dari total kapasitas tersebut, 76% berasal dari EBT atau sekitar 42,6 GW akan berasal dari pembangkit EBT dan 15% atau sekitar 10,3 GW dari sistem penyimpanan energi (storage).
"Kami sampaikan untuk mewujudkan RUPTL ke depan kita membutuhkan 69,5 GW listrik yang mulai tahun 2025 sampai 2034 ini yang bagus sekali ke Bapak Ibu semua dan hasilnya adalah 76% itu merujuk pada energi baru terbarukan. Di mana 76% itu adalah proyek listrik kita 42,36 GW adalah EBT, dan 10,3 GW itu adalah storage," kata Bahlil dalam Konferensi Pers terkait RUPTL PLN 2025-2034 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, dari total rencana penambahan sebesar 69,5 GW, sekitar 42,6 GW akan berasal dari pembangkit EBT, 10,3 GW dari sistem penyimpanan energi (storage), sedangkan 16,6 GW dari pembangkit berbasis energi fosil.
Adapun rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut: Surya: 17,1 GW, Air: 11,7 GW, Angin: 7,2 GW, Panas bumi: 5,2 GW, Bioenergi: 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.
Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap RI Punya Rencana Listrik Baru Bulan Depan!
