Gara-Gara Rasio Pajak, Jangan Sampai RI Bangkrut Seperti Pakistan!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
22 May 2025 06:55
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo menyampaikan paparan dalam DBS Asian Insights Conference di Jakarta, Rabu (21/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo menyampaikan paparan dalam DBS Asian Insights Conference di Jakarta, Rabu (21/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto untuk Energi dan Lingkungan Hidup Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan rasio pajak Indonesia merupakan yang terendah di dunia. Menurutnya, rasio penerimaan pajak Indonesia hanya mencapai rata-rata 12,1% terhadap PDB.

"Salah satu yang terendah di dunia di antara negara yang besar. Negara besar lainnya dengan rasio penerimaan rendah adalah Pakistan. Di Pakistan, mereka memiliki rasio penerimaan, rendah," kata Hashim, dalam acara DBS Asian Insights Conference di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Rasio penerimaan Pakistan hanya mencapai 8% per tahun, menurut Hashim. Dengan penerimaan negara yang rendah, Pakistan kini diterpa 'kebangkrutan'. Alhasil, Pakistan harus menjadi pasien IMF dalam beberapa bulan terakhir.

"Mereka pada dasarnya bangkrut. Kenapa karena rasio pendapatan mereka 8%. Rasio penerimaan kita tidak lebih baik dari itu. Indonesia hanya 12%. Tapi kita bertahan 12%," kata Hashim.

Sekarang, sambung Hashim, Presiden Prabowo menargetkan rasio penerimaan Indonesia bisa mencapai tingkatan yang sama seperti negara tetangga, Kamboja. Negeri Jiran ini memiliki rasio penerimaan pajak yang mencapai 18% dari PDB. Bahkan, Indonesia memiliki perbandingan yang lebih tinggi lagi, yakni Vietnam sebesar 23%.

Hashim mengakui Bank Dunia mempengaruhi Indonesia untuk mendongkrak kinerja penerimaan pajak ini.

"Jadi kita didorong oleh Bank Dunia yang mengatakan tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak mencapai target, Indonesia bisa mencapai target seperti Kamboja dan Vietnam," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Bakal Bangun 103 Giga Watt Listrik Baru, 75%-nya Energi Hijau

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular