Media Asing Sorot Kunjungan Prabowo ke Arab, Bawa Duit Untuk Danantara
Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Timur Tengah mendapatkan sorotan media asing. Salah satu yang memberitakan kunjungan ini adalah media asal Prancis, Agence France-Presse (AFP).
Media itu secara khusus menyoroti kunjungan Prabowo ke Doha, Qatar, untuk bertemu dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, Minggu (13/4/2025). Dalam lawatan itu, Qatar disebut akan menginvestasikan US$ 2 miliar (Rp 33,5 triliun) dalam dana kekayaan negara RI, Danantara.
"Dana tersebut akan mengambil alih kepemilikan pemerintah di perusahaan-perusahaan negara dengan anggaran awal sebesar US$ 20 miliar (Rp 335 triliun)," tulis media itu.
"Danantara Indonesia diluncurkan pada bulan Februari oleh Presiden Prabowo Subianto yang berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan tahunan dari lima menjadi delapan persen, sambil memerintahkan pemotongan anggaran pemerintah senilai miliaran dolar."
Danantara adalah dana kekayaan negara kedua di negara ini, setelah Indonesia Investment Authority, yang diluncurkan pada tahun 2021 dan memiliki aset sebesar US$ 10,5 miliar (Rp 176 triliun). Danantara mengumumkan susunan lengkap dewan direksinya bulan lalu. Miliarder Amerika Ray Dalio dan mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra telah ditunjuk sebagai penasihat.
Penandatanganan MoU
Dalam pertemuan bilateral, Prabowo dan Sheikh Tamim menyaksikan langsung penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar.
Dokumen penting yang bertajuk lengkap "Memorandum Saling Pengertian tentang Dialog Strategis antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar" tersebut ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono dan Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani.
Seperti dilansir siaran pers Sekretariat Presiden, MoU tersebut menjadi tonggak penting dalam memperkuat kerja sama bilateral melalui pembentukan mekanisme Strategic Dialogue (SD) yang diselenggarakan setiap tahun pada tingkat Menteri Luar Negeri. Selain itu, Senior Officials Meeting (SOM) juga akan dilaksanakan sebagai forum persiapan SD, sementara Ad Hoc Working Group dapat dibentuk untuk mengerjakan program-program kerja sama tertentu.
SD bertujuan mendorong kerja sama yang lebih intensif di berbagai bidang strategis. Di antaranya adalah politik, isu-isu internasional dan kawasan, pertahanan dan keamanan, ekonomi dan energi, pertanian dan ketahanan pangan, pariwisata, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, olahraga, kepemudaan, pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), serta kolaborasi di berbagai forum multilateral.
Penandatanganan MoU ini mencerminkan komitmen kuat kedua negara dalam memperluas dan memperdalam hubungan bilateral yang saling menguntungkan. Selain itu, penandatanganan MoU ini juga diharapkan dapat mengokohkan peran Indonesia dan Qatar dalam menjawab tantangan global secara bersama.
(tps/tps)