
Potret Negara Chaos Gegara RUU Perikanan, Polisi dan Nelayan Bentrok
Nelayan tradisional bentrok dengan polisi di luar Kongres Cile di Valparaiso, memprotes Rancangan Undang-Undang Perikanan.

Ketegangan meningkat menjadi kekerasan pada hari Selasa (25/3/2025) saat nelayan tradisional bentrok dengan polisi di luar Kongres Cile di Valparaiso, memprotes rancangan undang-undang yang mendistribusikan kembali kuota penangkapan ikan antara operasi penangkapan ikan skala industri dan skala kecil. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

Rekaman Reuters menunjukkan kendaraan polisi lapis baja besar menyemprotkan air dari tong ke pengunjuk rasa yang membawa bendera Chili. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

Hugo Poblete, seorang pemimpin serikat nelayan di Quintero di Chili bagian tengah, adalah salah satu dari ratusan nelayan yang berkumpul di luar gedung untuk menyaksikan komisi keuangan Senat memperdebatkan undang-undang baru tersebut di layar lebar. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

"Poin yang sedang diperdebatkan sekarang adalah pembagian, atau persentase yang diperoleh masing-masing sektor (artisanal dan industri) dari spesies yang berbeda," kata Poblete, seraya menambahkan bahwa nelayan artisanal telah mendapatkan persentase yang menguntungkan ketika undang-undang tersebut disahkan oleh majelis rendah, termasuk 70% untuk ikan hake dan 90% untuk sotong, dua spesies terpenting bagi nelayan kecil setempat. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

Polisi dan pengunjuk rasa bentrok polisi dengan cepat mencoba membubarkan pengunjuk rasa dengan gas air mata dan meriam air, yang mendorong sekelompok pengunjuk rasa. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

Sektor penangkapan ikan skala kecil memiliki dua tuntutan utama: melindungi kuota penangkapan ikan yang ada dan mempertahankan larangan penangkapan ikan dengan pukat harimau, yang menurut mereka menguras stok ikan dan merusak ekosistem laut. REUTERS/Pablo Sanhueza