Sepekan Lebaran: Selain Cabai Rawit, Harga Pangan Ini Terkerek Naik
Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang Hari Raya Idul Fitri, harga pangan di berbagai daerah terpantau mengalami lonjakan termasuk harga cabai rawit. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan beberapa komoditas utama seperti cabai rawit, bawang merah, dan gula pasir mengalami kenaikan signifikan di minggu ketiga Maret 2025.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan bahwa cuaca buruk dan meningkatnya permintaan masyarakat menjadi faktor utama di balik lonjakan harga ini.
Dia mengungkapkan, salah satu komoditas yang mengalami lonjakan tertinggi adalah harga cabai rawit merah. Di mana, katanya, harga cabai rawit merah di tingkat nasional kini mencapai Rp81.657 per kilogram (kg), jauh di atas harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah Rp40.000-Rp57.000 per kg. Kenaikan harga ini terjadi di 228 kabupaten/kota, meskipun ada 63 daerah yang mencatat penurunan harga.
"Kenaikan harga cabai rawit ini disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dan juga serangan hama patek di beberapa daerah. Kita lihat analisis curah hujan bulanan Februari-Maret 2025, ternyata hujan deras terjadi di sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Sulawesi Selatan bagian selatan. Ini berdampak besar pada produksi cabai rawit," ungkap Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (24/3/2025).
Tak hanya itu, cabai rawit merah juga menjadi penyumbang utama kenaikan Indeks Perubahan Harga (IPH) di 31 dari 38 provinsi di Indonesia. Provinsi yang terdampak paling besar antara lain Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Bali, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur.
Selain cabai rawit, bawang merah juga mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Rata-rata harga bawang merah nasional tercatat sebesar Rp41.747 per kg, dengan beberapa daerah mengalami lonjakan lebih dari 50%.
"Jika kita perhatikan, wilayah yang paling terdampak kenaikan harga bawang merah mayoritas berada di Pulau Jawa dan sebagian di Provinsi Lampung," jelasnya.
Sementara itu, harga gula pasir juga mengalami kenaikan seiring meningkatnya permintaan selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Harga rata-rata gula pasir nasional naik 0,87%, kini berada di level Rp18.595 per kg, jauh di atas harga acuan pemerintah sebesar Rp17.500.
"Kebutuhan gula pasir biasanya meningkat saat Ramadan dan Lebaran, sehingga wajar jika terjadi kenaikan harga," ucap dia.
Lebih lanjut, paparnya, minyak goreng juga mengalami kenaikan harga di 151 kabupaten/kota, meningkat dari 143 daerah pada minggu sebelumnya. Harga minyak goreng nasional saat ini berada di Rp17.518 per liter, masih lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp15.700 per liter.
Sedangkan untuk beras, meskipun produksi tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, harga di tingkat pasar masih cukup tinggi di beberapa wilayah. Hingga minggu ketiga Maret 2025, 136 kabupaten/kota mencatat kenaikan harga beras.
"Panen raya tahun ini terjadi di bulan Maret dengan produksi mencapai 5,48 juta ton, lebih tinggi dari tahun lalu. Namun, distribusi yang belum optimal masih membuat harga beras di beberapa daerah bertahan tinggi," terang Amalia.
Mudik dan Inflasi: Kombinasi yang Harus Diwaspadai
Fenomena lonjakan harga jelang Lebaran bukanlah hal baru. Berdasarkan data BPS, daerah tujuan utama pemudik seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat mengalami kenaikan inflasi yang cukup tinggi tahun lalu akibat meningkatnya permintaan.
"Tahun lalu, inflasi saat Lebaran terjadi di provinsi dengan jumlah pemudik terbanyak seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Ini terjadi karena kenaikan permintaan yang signifikan," pungkasnya.
(hoi/hoi)