Internasional

Perang Saudara Menggila di Negara Ini, Istana Presiden Diperebutkan

luc, CNBC Indonesia
21 March 2025 08:05
Smoke is seen rise from buildings during clashes between the paramilitary Rapid Support Forces and the army in Khartoum North, Sudan. April 22, 2023. REUTERS/ Mohamed Nureldin Abdallah
Foto: REUTERS/MOHAMED NURELDIN ABDALLAH

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan militer Sudan semakin mendekati penguasaan penuh atas Istana Presiden di Khartoum dari tangan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Perkembangan ini menjadi tonggak penting dalam konflik yang telah berlangsung selama dua tahun dan berpotensi semakin memecah belah negara tersebut.

Dilansir CNN International, Jumat (21/3/2025), sejak pecahnya perang pada April 2023, RSF dengan cepat merebut Istana Presiden dan sebagian besar wilayah ibu kota. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) mulai melancarkan serangan balasan dan perlahan-lahan merangsek menuju istana yang terletak di tepi Sungai Nil.

RSF, yang awal tahun ini mulai membentuk pemerintahan paralel, masih menguasai beberapa bagian Khartoum dan kota tetangga Omdurman, serta wilayah barat Sudan. Di sana, mereka masih bertempur untuk merebut kendali atas benteng terakhir militer Sudan di Darfur, yakni al-Fashir.

Jika ibu kota berhasil direbut, maka ini bisa mempercepat dominasi tentara di Sudan tengah serta memperkuat pembagian teritorial antara kedua kekuatan di timur dan barat negara itu.

Meski demikian, baik SAF maupun RSF menegaskan akan terus bertempur demi menguasai seluruh wilayah Sudan. Hingga saat ini, belum ada upaya serius dalam perundingan damai yang membuahkan hasil. Perang ini bermula dari perebutan kekuasaan antara tentara dan RSF menjelang transisi yang direncanakan menuju pemerintahan sipil.

Krisis Kemanusiaan Terbesar di Dunia

Konflik ini telah menciptakan apa yang oleh PBB disebut sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Sudan kini menghadapi kelaparan di berbagai wilayah serta penyebaran penyakit akibat infrastruktur yang hancur dan sistem kesehatan yang lumpuh.

Kedua belah pihak telah dituduh melakukan kejahatan perang, sementara RSF juga menghadapi tuduhan genosida. Namun, kedua pasukan membantah semua tuduhan tersebut.

Perebutan Istana Presiden telah berlangsung sengit dalam beberapa minggu terakhir. RSF berusaha keras mempertahankan posisinya dengan menempatkan penembak jitu di gedung-gedung tinggi sekitar pusat kota.

Pemimpin RSF, Mohamed Hamdan Dagalo, baru-baru ini memberikan perintah langsung kepada pasukannya untuk tidak menyerahkan istana kepada pihak lawan.

Pada Rabu malam hingga Kamis pagi, ledakan besar terdengar akibat serangan udara dan drone yang dilancarkan tentara Sudan ke pusat Khartoum. Sumber militer dan saksi mata melaporkan bahwa serangan ini menargetkan lokasi-lokasi strategis yang masih dikuasai RSF. Selama ini, tentara Sudan memiliki keunggulan dalam kekuatan udara, namun belakangan RSF juga mulai menunjukkan peningkatan kemampuan drone mereka.

Di sisi lain, RSF mengeklaim sedang melakukan serangan balasan terhadap markas besar militer Sudan di pusat Khartoum. Saksi mata menyebut bahwa kelompok paramiliter tersebut melancarkan serangan dari arah selatan kota.

Banyak warga Sudan yang telah mengungsi akibat konflik ini mulai menyambut baik kemajuan militer di Sudan tengah. Pasalnya, RSF dituduh melakukan berbagai kejahatan, seperti penjarahan massal, pembunuhan sewenang-wenang, serta menduduki rumah-rumah penduduk.

Namun, RSF menolak semua tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa setiap pelaku kejahatan dalam kelompok mereka akan ditindak.

Meski situasi semakin berbalik, kekhawatiran tetap ada. Ratusan ribu orang yang kembali ke rumah mereka di Sudan tengah masih menghadapi ketidakpastian keamanan. Beberapa aktivis di Omdurman melaporkan adanya kasus perampokan oleh anggota militer Sudan, meskipun tentara secara rutin membantah tuduhan tersebut.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Saudara Menggila di Negara Muslim Ini, 65 Tewas dalam Sehari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular