Berkali-kali Gempa Hantam RI di Hari Raya, BMKG Beri Cara Agar Selamat
Jakarta, CNBC Indonesia - Kejadian gempa bumi merusak hingga "makan" korban jiwa tercatat pernah berulang kali melanda Indonesia bertepatan di saat Hari Raya. Baik itu Natal, Lebaran, Iduladha, maupun Imlek.
Demikian mengutip catatan Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono yang diunggah di akun media sosial X resmi miliknya.
Di antaranya Gempa-Tsunami di Ambon yang terjadi pada 17 Februari 1674, bertepatan pada Hari Raya Imlek. Kejadian ini menyebabkan 2.500 orang meninggal dunia.
Lalu, Gempa-Tsunami Aceh (M9,2) yang terjadi pada 26 Desember 2024, bertepatan pada saat Hari Raya Natal. Korban meninggal akibat bencana ini diperkirakan mencapai 230.000 orang.
Kemudian Gempa Pariaman berkekuatan M7,6 yang terjadi pada 30 September 2009, bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri. Menyebabkan 1.117 orang tewas dan 2.180 orang luka.
Lalu, Gempa Ransiki, Papua Barat pada saat Hari Raya Idulfitri tahun 2024, tepatnya tanggal 9 April. Menyebabkan 5 orang tewas dan 94 orang luka.
Di sisi lain, masih mengutip catatan Daryono, sepanjang bulan Februari 2025, total ada 2.530 kejadian gempa yang melanda Indonesia. Sebanyak 23 di antaranya adalah gempa signifikan yang sebagian besar dirasakan penduduk, berkekuatan di atas M5. Sedangkan 2.507 lainnya kejadian gempa kecil kurang dari m5.
Lalu apa sebenarnya pemicu gempa bumi? Lantas apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi?
Mengutip inatews.bmkg.id, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
"Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa bumi, sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi," tulis BMKG, dikutip Kamis (20/3/2025).
Ditegaskan, gempa bumi tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dicegah. Namun, akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi.
"Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik. Yaitu Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik," tulis BMKG.
"Belajar dari pengalaman kejadian gempa bumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi risiko akibat gempa bumi dan tsunami," tegas BMKG.
BMKG mencatat, gempa bumi adpat memicu getaran atau guncangan tanah, likuifaksi, longsoran tanah, tsunami, hingga bahaya sekunder seperti arus pendek dan gas bocor yang dapat memicu kebakaran.
Faktor berpengaruh gempa bumi dapat merusak adalah:
- Kekuatan gempa bumi
- Kedalaman gempa bumi
- Jarak hiposentrum gempa bumi
- Lama getaran gempa bumi
- Kondisi tanah setempat
- Kondisi bangunan.
Cara Selamat Saat Gempa Datang
Untuk itu, BMKG mengingatkan, agar memastikan struktur rumah dapat terhindari dari bahaya yang disebabkan gempa bumi. Termasuk mengevaluasi struktur bangunan agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
"Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat. Apabila terjadi gempa bumi sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung. Belajar melakukan P3K. Belajar menggunakan Pemadam Kebakaran. Mencatat Nomor Telpon Penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi," imbau BMKG.
Selain itu, BMKG mengingatkan agar perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku/ diikat) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi. Juga, menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah, agar terhindar dari kebakaran.
Serta, selalu mematikan air, gas, dan listrik apabila sedang tidak digunakan.
"Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan material. Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi, misalnya lampu," tulis BMKG.
BMKG mengingatkan agar barang-barang selalu tersedia:
- Kotak P3K
- Senter/lampu baterai
- Radio
- Makanan suplemen
- Air.
Pada saat terjadi gempa bumi:
- Jika berada dalam bangunan:
Lindungi kepala dan badan dari reruntuhan bangunan.
Mencari tempat yang paling aman dari reruntuhan akibat goncangan gempa (seperti di bawah meja, di sudut ruangan yang kuat, di bawah kusen, dll).
- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka:
Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar (seperti gedung, tiang listrik, pohon dll).
Perhatikan tempat berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
- Jika sedang mengendarai mobil:
Keluar, turun dan menjauh dari mobil, hindari jika terjadi rekahan tanah atau kebakaran.
Keluar dari mobil dan berlindung di sampingnya.
- Jika tinggal atau berada di pantai:
Jauhi pantai menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk mengindar, mengantisipasi jika terjadi Tsunami.
- Jika tinggal di daerah pegunungan:
Hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
Pada saat setelah terjadi gempa, BMKG mengingatkan:
Jika berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib
Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa.
Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K.
Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.
Periksa apabila terjadi kebakaran.
Periksa apabila terjadi kebocoran gas.
Periksa apabila terjadi arus pendek.
Periksa aliran dan pipa air.
Periksa segala hal yang dapat membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll).
Jangan masuk ke dalam bangunan yang sudah rusak terkena gempa, karena kemungkinan sewaktu-waktu dapat runtuh akibat gempa susulan.
Jangan mendekati bangunan yang sudah rusak terkena gempa, karena kemungkinan sewaktu-waktu dapat runtuh akibat gempa susulan.
Menyimak informasi mengenai gempa susulan dari media cetak maupun media elektronik.
Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
Demikian tips dan imbauan BMKG agar terhindari dari bahaya jika terjadi gempa bumi.
(dce/dce)