
Potret Nestapa di 'Kota Cinta', Polisi Usir Ratusan Migran
Polisi Prancis pada Selasa (18/3/2025) mengusir ratusan migran yang telah menduduki pusat budaya Gaîté Lyrique di Paris selama lebih dari tiga bulan.

Polisi Prancis pada Selasa (18/3/2025) mengusir ratusan migran yang telah menduduki pusat budaya Gaîté Lyrique di Paris selama lebih dari tiga bulan. Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung semalaman, meneriakkan yel-yel menentang perintah pengusiran para migran. (REUTERS/Abdul Saboor)

"Kami tidak punya tempat untuk pergi. Kami tidur di luar dan membutuhkan atap agar tidak harus menghabiskan malam di jalan, terutama karena musim dingin di sini sangat dingin," kata Dialo Ammediou, seorang migran dari Guinea yang tiba di Prancis pada Oktober 2024. (REUTERS/Abdul Saboor)

"Kami tidak punya pilihan selain menduduki Gaîté Lyrique," tambahnya saat berbicara kepada Reuters setelah meninggalkan gedung. (REUTERS/Abdul Saboor)

Para migran akhirnya meninggalkan gedung pada Selasa dini hari, sebagian besar tanpa perlawanan. Namun, polisi sempat menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di sekitar lokasi, meski mereka kembali berkumpul tak lama kemudian. (REUTERS/Abdul Saboor)

“Meskipun kami adalah imigran, negara yang pernah menjajah negara kami tidak seharusnya memperlakukan kami seperti ini,” ujar Dialo Abdelrahman, migran Guinea berusia 16 tahun. (REUTERS/Abdul Saboor)