Indonesia Maritime Talk 2025

Jangan Cuma Smelter, Hiliriasi Juga Harus Fokus Buat Galangan Kapal

Martya Rizky, CNBC Indonesia
25 February 2025 11:57
Heri Firdaus (INDEF) dalam acara Indonesia Maritime Talk 2025 di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/2/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Heri Firdaus (INDEF) dalam acara Indonesia Maritime Talk 2025 di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/2/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Peneliti INDEF Ahmad Heri Firdaus mengharapkan hilirisasi jangan hanya fokus pada smelter, melainkan juga galangan kapal yang memegang peran penting pada kelangsungan industri maritim.

Ahmad mengatakan saat ini industri galangan kapal membutuhkan logam dasar yang selama ini justru diekspor. Sementara untuk kebutuhan galangan kapal, industri masih harus impor bahan baku. Padahal menurutnya, Indonesia mampu memproduksi logam di Sulawesi.

"Logam dasar untuk industri angkutan itu kita impor, padahal kita sudah bisa bikin logam dasar," ujar Ahmad dalam Indonesia Maritime Talks 2025, Selasa (25/2/2025).

Untuk melancarkan hilirisasi, industri manufaktur membutuhkan tambahan investasi yang besar hingga bisa tumbuh di atas 9% setiap tahunnya. Dengan begitu industri manufaktur bisa berkontribusi signifikan pada target pertumbuhan ekonomi 8%.

"Industri pengolahan non migas harus tumbuh lebih tinggi. Ini bisa disokong oleh logam dasar," kata Ahmad.

Sementara itu, klaster industri maritim menurutnya sangat luas dan bisa menjadi peluang pertumbuhan ekonomi. Klaster ini mencakup perkapalan, angkatan laut, galangan kapal, komponen kapal, hingga kepelabuhan.

Ahmad mengatakan pengembangan industri maritim mampu mengatasi ketimpangan antar wilayah. Pasalnya saat ini pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh Pulau Jawa dan Sumatera.

"Industri maritim yang tadinya berat di Jawa, dengan adanya industri maritim ini bisa mengatasi ketimpangan antar wilayah," kata dia.

Ahmad mengatakan hilirisasi mampu mendongkrak ekonomi, terutama daerah penghasil sumber daya alam. Dia mencontohkan Halmahera yang perekonomiannya tumbuh 100% berkat hilirisasi nikel.

Seperti diketahui, Halmahera kini memiliki smelter nikel dengan salah satu cadangan terbesar di dunia. Hal serupa menurut dia bisa diterapkan untuk hilirisasi logam dasar yang menjadi bahan baku industri.

"Hilirisasi terbukti menghasilkan secara agregat pertumbuhan daerah tumbuh double digit," kata Ahmad.

Dalam lima tahun ke depan, ekonomi Indonesia perlu tumbuh 1% setiap tahunnya untuk mencapai pertumbuhan 8%. Tujuan utamanya adalah mencapai target untuk menjadi negara maju dan mewujudkan Indonesia emas.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article INDEF: Ekosistem Hilirisasi Tembaga RI Tunjukan Perkembangan Positif

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular