CNBC Indonesia
FOTO INTERNASIONAL

Potret Momen Hamas Bebaskan 6 Sandera Israel Terakhir

Reuters,  CNBC Indonesia
23 February 2025 19:30
Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

Hamas membebaskan enam sandera Israel di Gaza, Palestina, Sabtu (22/2). Keenamnya menjadi sandera hidup terakhir yang dibebaskan pada fase pertama gencatan senjata. Pertama, Hamas melepas dua sandera di Rafah. Keduanya adalah Tal Shoham (40) dan Avera Mengistu (38). (REUTERS/Hatem Khaled)

Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

Pada upacara pelepasan, Shotam diminta menyampaikan pidato di hadapan banyak orang dan diapit oleh tentara Hamas yang bersenjata. (REUTERS/Hatem Khaled)

Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

Selanjutnya, tiga sandera dilepaskan di Nuseirat, Gaza. Ketiganya adalah Eliya Cohen (27), Omer Shem Tov (22), dan Omer Wenkert (23). (REUTERS/Ramadan Abed)

Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

Mereka melambaikan tangan sambil memegang sertifikat pelepasan sebelum diserahkan ke Palang Merah. Ketiganya diculik dari lokasi festival musik Nova dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel Selatan.  (REUTERS/Ramadan Abed)

Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

Sandera terakhir yang dipulangkan hari ini adalah Hisham al-Sayed (37). Ia ditangkap di Gaza sekitar satu dekade lalu setelah memasuki wilayah tersebut atas kemauan sendiri. Sebagai imbalannya, Israel diharapkan bakal melepas 602 sandera dan tahanan Palestina. (REUTERS/Stringer)

Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

Para sandera dibawa menggunakan helikopter. Sebanyak 445 di antaranya merupakan warga Palestina yang ditangkap Israel selama perang berlangsung. Sementara sisanya merupakan narapidana yang menjalani hukuman panjang atau seumur hidup. (REUTERS/Amir Cohen)

Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

Tal Shoham, seorang sandera duduk di sebelah putranya, yang memegang plakat bertuliskan: "Kebebasan itu gila", saat mereka duduk di dalam helikopter. Kesepakatan gencatan senjata tahap pertama antara Hamas dan Israel berlangsung sejak 19 Januari dan akan berakhir pada 1 Maret 2025. (GPO/Handout via REUTERS)

Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

Para tawanan disambut hangat oleh keluarga mereka setibanya di lokasi. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Hamas setuju untuk membebaskan 33 sandera dengan imbalan hampir 2 ribu tahanan Palestina. Perjanjian ini dimaksudkan untuk membuka jalan menuju diakhirinya perang. (GPO/Handout via REUTERS)
Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)
Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)
Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)
Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)
Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)
Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)
Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)
Avera Mengistu, yang memasuki Gaza sekitar satu dekade lalu dan telah ditahan di sana sejak itu, dan Tal Shoham, seorang sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 22 Februari 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)