Neraca Dagang RI Surplus 57 Bulan Beruntun di Januari, Ini Sebabnya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus sebesar US$ 3,45 miliar. Ini adalah surplus selama 57 bulan beruntun sejak Mei 2020. Surplus ini dipicu oleh impor yang lebih rendah sebesar US$ 18 miliar, sementara ekspor mencapai US$21,45 miliar.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan neraca perdagangan pada Januari 2025 mengalami surplus US$ 3,45 miliar atau naik US$ 1,21 miliar secara bulanan.
"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia surplus selama 57 bulan sejak Mei 2020," kata Amalia dalam konferensi pers BPS, Senin (18/2/2025).
Amalia menuturkan surplus pada Januari 2025 ditopang oleh surplus komoditas minyak dan gas (migas), penyumbangnya a.l. bahan bakar mineral, lemak hewan dan nabati, serta besi dan baja. Pada saat yang sama, dia mengatakan neraca perdagangan komoditas migas mengalami defisit US$ 1,43 miliar disumbang oleh impor minyak mentah dan hasil minyak.
Data BPS menunjukkan, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan dengan beberapa negara. Adapun, 3 terbesar yakni AS US$ 1,58 miliar, India US$ 0,77 miliar dan Filipina US$ 0,72 milliar. Sementara itu, dengan China, Indonesia mengalami defisit US$ 1,77 miliar.
(haa/haa)