
Lapor Pak Prabowo, Investasi Geothermal RI Lebih Mahal Dibanding AS
Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Direktur PT ORMAT Geothermal Indonesia, Dion Murdiono mengukapkan prospek besar Indonesia untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) yang berasal dari panas bumi dengan sumber daya geothermal yang cukup besar.
Dion Murdiono menyebutkan ORMAT menargetkan investasi untuk pengembangan pembangkit panas bumi di Indonesia bisa mencapai USD 1 Miliar hingga tahun 2030. Di Sumatra, ORMAT memiliki sejumlah pembangkit termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara sebesar 330 Megawatt, PLTP Ijen sebesar 30 Megawatt bekerjasama dengan Medco Energy. Selain itu ORMAT juga tengah menggarap 2 lapangan geothermal baru di Sulawesi, 2 lapangan di Maluku yang bermitra dengan PLN.
Namun demikian, investasi Geothermal RI memiliki tantangan terkait biaya capex yang jauh lebih tinggi dibanding di Amerika Serikat. Di Indonesai untuk menggarap pembangkit goethermal 1 Megawatt dibutuhkan modal USD 5 juta - USD 7 Juta sementara di AS hanya sekitar USD 4 Juta.
Seperti apa prospek dan tantangan pengembangan pembangkit panas bumi RI? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Presiden Direktur ORMAT Geothermal Indonesia, Dion Murdiono dalam Squawk Box, CNBC Indonesia, Jumat (14/02/2025).

-
1.
-
2.
-
3.